Minggu, Desember 26, 2010

Foto-foto happy hiking in chevron


Penunjuk jalan di dalam nature park,ini tanda penunjuk kalau lagi nyari jalan keluar


lagi serius melihat pohon yang sudah berumur puluhan tahun,setiap satu kelompok ditemani oleh satu park ranger.


Sebelum berangkat ke Nature Park, foto bareng sama tim, tuh kan ada Robby,ada Pian,ada Jonatan, ada Vero, Fitri, Meysa,de el el.


Waah kalau makan mah paling cepet,hehe apalagi abis keluar dari hutan,pasti lapeer banget kan...


Narsisan..gak bakal ketinggalan...eh ada pak Hanafi juga lho,ternyata beliau sedikit narsis juga ya...


Foto bareng abis hiking dari dalam nature park Rumbai,rame banget kapan ya..bisa kesana lagi,hehe...

Masih banyak lagi sih tapi kalau di ikutin bakal jadi album foto-foto aja nih blog saya,I think this picture enough,,

LKT H2C I get it

Alhamdulillah...
Ucapan syukur begitu saja terucap dari bibir, seneng banget akhirnya saya bisa mendapatkan yang saya inginkan, berharap semoga tidak ada aral merintang di 2011 nanti sehingga bisa terbang ke Kalimantan. hasil Lomba Karya Tulis(LKT) yang diadakan oleh Save the Earth Foundation(SEFo)bekerja sama dengan PT Chevron Pacifik Indonesia akhirnya di umumkan dan dari dua nama yang disebutkan adalah nama saya.
Banyak yang ingin di tuliskan disini,tapi tiba-tiba saja saya bingung mau nulis apa saking senengnya(wah padahal biasanya kalau lagi seneng suka nulis panjang-panjang lho) Aneh banget hahaha
Ya udah deh,yang penting saya udah berbagi disini..and tunggu saja tulisan saya selanjutnya,,dadah...

Rabu, Desember 22, 2010

kampanye keselamatan lalu lintas

Setelah selesai kampanye masih sempat-sempatnya yah anak-anak GSJ ini narsis-narsisan,,ckckc anak-anak jaman sekarang,sayangnya saya sudah lupa kapan waktu tepatnya kami bersama dengan Jasa raharja dan pihak polisi lalu lintas plus Riau Pos mengadakan acara ini, eh tepatnya GSJ sih sebagai peserta, tapi malah beralih peran jadi bantu-bantu panitia,,

Nah ini dia foto-foto nya ^_^








Sabtu, Desember 18, 2010

Eksperimen



# At Buatan lake(polar>maybe


#at Okura, (Thermal Effect



# My office, at front of computer Cartoon)



#at kimteng perpustakaan Soeman HS, Arca)

Senin, Desember 13, 2010

Laporan perjalanan Happy Hiking in Chevron

Ketika Nature Park Menjadi Paru-Paru Pekanbaru

Siapa bilang jalan-jalan ke hutan tidak menyenangkan? Green Student telah membuktikannya dan rata-rata anggota Green Student mengaku siap jika diajak Hiking di hutan lagi.
Udara pagi masih menggigit dengan dinginnya, namun beberapa Green Student terlihat sudah stand by di lobby gedung Riau Pos, memakai T-shirt putih dengan dikombinasikan dengan baju panjang. Kemudian masing-masing Green Student mengisi absen dan bersiap-siap.
“ Saya khawatir sekali ketika ada yang memberitahu bahwa bus yang menjemput sudah datang, sementara saya masih dalam perjalanan menuju Riau Pos, akhirnya saya sebarkan info tersebut ke semua teman-teman Green Student yang masih di perjalanan agar mempercepat kedatangannya,” ungkap Teguh Budianto, koordiantor Green Student Ambassador (GSA).
Ada 29 orang Green Student yang hadir pagi itu Ahad (21/11) lalu, minus satu orang karena berhalangan. Meski sedikit lewat dari waktu yang dijadwalkan yaitu pukul 06.15 menjadi 06.30 Green Student tetap bersemangat mengikuti Happy Hiking in Chevron (H2C). Sebelum naik bus yang telah disediakan oleh PT Chevron pacifik Indonesia (PT CPI) Green student sempat berfoto bersama dengan senyum lebar.
Sepanjang perjalanan menuju Camp CPI Rumbai Green Student tampak menikmati pemandangan pagi dari dalam bus. Tidak ketinggalan pula Direktur Eksekutif Save The Earth foundation (SEFo) Andi Noviriyanti, ikut berbaur dengan Green Student yang menjadi peserta H2C di dalam bus.
Sampai di Camp CPI Green Student langsung menuju ke Multifunction Building untuk makan pagi bergabung dengan Green Student yang sudah tiba sejak sabtu (20/11). Green student disambut baik oleh Humas PT CPI.Yulia Rintawati.
Selesai makan pagi Rinta membagi-bagiakan tas berisi kaos, topi dan brosur Rumbai Forest Nature Park dan langsung dipakai oleh Green Student. Masih di Multifunction Building, Green Student mendengarkan presentasi Dept. HES PT CPI oleh Budi Oetoemo. Presentasi tersebut menguraikan strategi Chevron dalam perlindungan lingkungan.
Dengan visi CPI menjadi perusahaan energi global yang dihormati atas kinerja perlindungan lingkungan tingkat dunia, maka pihak CPI berusaha untuk menerapkan beberapa pengelolaan lingkungan seperti pengelolaan lingkungan korporasi dengan usaha penghentian Flaring (Suar Bakar) dan Venting Flaring (suar bakar) dan venting. Karena flaring maupun venting menghasilkan metana dua kali lipat lebih besar dibandingkan karbon dioksida dan menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca yang cukup besar.
CPI juga melakukan pengelolaan air produksi, dengan cara mengambil minyak nya saja dari dalam perut bumi kemudian air nya di injeksikan kembali. Kemudian CPI juga memperhatikan pengelolaan limbah, menerapkan system reduce, reuse, reycle.
Selain itu CPI juga mengikuti dan terlibat dalam kegiatan dan pengembangan yang terkait dengan keanekaragaman hayati. Lalu CPI juga bekerjasama dengan NGO-NGO lingkungan hidup. Dan CPI juga tidak melupakan program penghijauan dengan konsep memulihkan ekosistem awal.
Budi mengungkapkan bahwa setiap hari di CPI banyak berkeliaran hewan-hewan di sekitar camp perumahan karyawan maupun di jalan-jalan nya.
“Setiap kelompok hewan liar tersebut telah memiliki daerah lintasan masing-masing, sehingga setiap hari mereka selalu melewati tempat tersebut,” papar Budi.
Menurut Budi hewan-hewan tersebut tidak pernah menyerang manusia, jika mereka tidak merasa terganggu. Di camp CPI manusia dan hewan dapat hidup saling berdampingan.
Setelah mendengarkan dan melihat presentasi melalui slide dari Budi Oetomo, Direktur Eksekutif SEFo, Andi Noviriyanti memberikan sambutan mengenai kegiatan H2C tersebut. Novi panggilan akrabnya menekankan pentingnya mencatat daripada mendengarkan.
“Jika kalian hanya mendengarkan, maka kalian hanya belajar 20 persen, berbeda jika kalian menuliskannya, maka kalian akan belajar lebih banyak, begitupula dengan kegiatan kita kali ini, jika kalian hanya mendengarkan saja presentasi-presentasi tanpa mencatat nya, maka kalian hanya akan mampu mengingatnya hanya dalam beberapa hari,” ungkap novi panjang lebar kepada Green Student.
Semangat Green Student makin berkobar ketika mendengar sambutan Hanafi Kadir, Manager Humas CPI.
“ Green Student adalah makhluk langka…” ucap Hanafi yang membuat para Green Student ternganga mendengarnya.
Menurut Hanafi, anak-anak muda yang peduli dengan lingkungan semakin jarang ditemukan, sehingga jika ada generasi seperti itu dianggap hal yang langka.
“ Kalian tidak sendiri menjaga lingkungan ini, kami juga berusaha untuk melakukan itu, jika kita saling bersinergi semuanya tidak akan berat dilakukan,” lanjut Hanafi.
CPI mempunyai komitmen yang kuat terhadap pelestarian lingkungan, dan untuk memberikan wadah bagi orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan CPI membentuk Ecology Club tahun 1980 yang beranggotakan karyawan-karyawan PT CPI.
Menurut Marthinus Arbian, dari Ecology Club, pembentukan klub tersebut bertujuan untuk membantu melestarikan flora dan fauna di sekitar camp. Sampai saat ini anggota klub telah mencapai 700 orang.
Marthinus juga menyebutkan bahwa sekitar 400 hektar dari 1.226,20 hektar luas camp CPI Rumbai merupakan hutan alam yang disebut Rumbai Forest Nature Park. Lalu pada tahun 2001 di gagas Park Ranger bekerjasama dengan World Wide Found for-nature(WWF) dengan tugas membantu para tracker (sebutan bagi penjelajah Nature Park), berperan memonitor keadaan hutan dan menjaga kelestarian kawasan hutan serta seluruh biodiversity di dalamnya.
Masih di Multifunction Building, Emy Andriati, Direktur perkumpulan YASA( LSM lingkungan-red) mengajak Green Student untuk sekilas mengenal hutan alam Rumbai milik CPI melalui presentasi dan tayangan slidenya. Menurutnya pengenalan ini sangat penting sebelum para Green Student memulai hiking di kawasan hutan yang masih asli tersebut.
Dari penjelasan Emy dapat disimpulkan jika Nature park kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Dilihat dari tingginya biodiversity nya Nature Park menyimpan 120 spesies Kayu dengan empat spesiesnya merupakan spesies yang dilindungi. 75 spesies Burung dengan 14 spesies yang dilindungi. 14 Mamalia, enam spesies dilindungi. Lima Primata dan satu yang dilindungi.
Selain itu di Nature Park tutupan vegetasinya masih baik dengan berbagai jenis pohon pelindungnya seperti Trembesi, Kulim, Jelutung, Gaharu dan Meranti. Lebih lanjut Emy juga menjelaskan bahwa ekologis seperti itu mempunyai banyak manfaat, yaitu sebagai penyimpanan cadangan karbon, juga penyerap karbon dioksida,lalu pensuplai oksigen, sebagai daerah resapan air. Sebagai pengatur tata air dan yang pasti adalah pendingin suhu udara.
“Singkatnya Nature Park adalah paru-paru Pekanbaru,” ujar Emy.

Selain presentasi, Emy juga menyampaikan standar operasional dalam menjelajah hutan dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berada di dalam hutan. Sementara itu koordinator program YASA Johny Setiawan membagikan kaus tangan kepada seluruh Green Student untuk dipakai ketika memasuki kawasan Nature Park.
“Gunanya adalah untuk melindungi tangan dari berbagai tumbuhan dan binatang-binatang kecil di hutan nanti,” jelas Jhony.
Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu para Green Student tiba, saatnya memulai ekspedisi di Nature park! Sebelum berangkat 49 Green Student di bagi menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok berjumlah sepuluh orang dengan ketua kelompoknya antara lain, Teguh Budianto, Martua Siahaan, Roma indrawan, Miftahul Huda dan Andri Daena . Rombongan Green Student menuju kawasan Nature Park dengan diantar bus.
Sampai di bibir hutan kelompok yang telah dibagi-bagi tersebut ternyata mendapat tambahan beberapa mahasiswa dari berbagai universitas yang sedang Kerja Praktek (KP) di CPI. Setiap kelompok satu tambahan anggota. Ada yang dari UIN Suska, Universitas Riau dan Universitas Islam Bandung(Unisba).
Kemudian masing-masing kelompok mendapatkan satu Park Ranger untuk memandu rombongan. Penjelajahan dibagi menjadi dua rute, rute biru dan rute kuning. Rute kuning adalah rute panjang dengan mengelilingi 4,2 km luas hutan tersebut dan memakan waktu tiga sampai empat jam. Sedangkan rute biru, rute pendek hanya memakan waktu 20 menit.
Ternyata bukan hanya Green Student saja yang bersemangat untuk menjelajah hutan, tetapi hal yang sama juga dirasakan oleh Andi Noviriyanti. Dengan memilih jalur biru Novi pun ikut menjelajah bersama Hanafi kadir dan Mario( pendamping Green Student). Kelompok yang diketuai Teguh Budianto mendapatkan kehormatan untuk ikut dalam rombongan tersebut. Namun setelah usai mengantarkan rombongan tersebut kelompok ini juga akan menjelajahi rute kuning.
Pukul 09.55 Green Student mulai memasuki hutan, setiap kelompok satu dengan kelompok lainnya berselisih waktu kurang lebih lima menit. Belum berjarak 10 meter dari bibir hutan para Green Student telah menemui sebuah jembatan dari besi, diatas sungai kecil, para Green Student melewatinya dengan bersiul-siul dan bernyanyi-nyanyi pelan. Namun makin masuk kedalam hutan, jalan yang dilalui ternyata tidak datar, dengan pohon-pohon Meranti atau pun Gaharu berdiri kokoh, jalan setapak yang dilalui Green Student makin naik, sehingga untuk meneruskan perjalanan Green Student harus mendakinya dengan berpegangan dengan pohon-pohon di kanan kiri jalan.
Di beberapa tempat jalan tidak hanya mendaki tetapi ada juga yang menurun, curam, ada yang miring, licin, bahkan Green Student harus melewati beberapa sungai kecil dengan jembatan kayu-kayu melintang ala kadarnya. Saat melewati dataran yg sulit, para anggota kelompok saling memberikan bantuan dan semangat.
“Untunglah Martua tadi kalah suit dengan Teguh, kalau tidak kita harus melewati dua rute nih,” ucap Yonatan Green Student yang menjadi anggota Martua Siahaan dalam hiking tersebut sambil tertawa.
Meski medan yang dilalui cukup berat tetapi para Green Student tidak mengeluh, seperti Fitri dan veronica yang sering tertinggal jauh dibelakang ketika berjalan, begitu sampai di hadapan kelompoknya pasti selalu kelihatan bersemangat lagi.
Sepanjang perjalanan Green Sudent banyak menemukan rotan, lalu tumbuhan semacam pandan-pandanan dan beberapa pohon yang unik dengan model batang yang saling melilit. Sayang, selama penjelajahan Green Student tidak bertemu hewan-hewan yang ada di dalam hutan tersebut.
“hewan-hewan disini memiliki insting yang sangat sensitif, mereka tidak akan mau menampakkan diri jika mencium bau manusia,” ujar Awaludin, salah satu Park Ranger yang menjadi guide Green Student.
Waktu semakin beranjak siang, namun suasana di dalam hutan tetap sejuk, dan setelah tiga jam lebih perjalanan Green Student sampai juga pada garis finish. Beristirahat sejenak di bawah pepohonan, kemudian para Green Student kembali menaiki bus menuju sungai Ambang untuk makan siang.
Di dalam bus, terlihat wajah-wajah lelah, namun perjalanan terus berlanjut menuju sungai Ambang. Sungai yang telah di bendung dan dirubah menjadi waduk. Di tepian sungai itulah para Green Student menikmati makan siang. Sungai Ambang merupakan salah satu tempat yang sangat dijaga kelestariannya, di tepian sungai Ambang terdapat larangan berenang dan memancing di sana.
Selesai makan siang, kegiatan hiking berakhir, para Green Student dari luar kota kembali ke messhall untuk menginap satu malam lagi disana, sedangkan Green Student yang dari Pekanbaru bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Semoga kapan-kapan kita bisa happy happy lagi bersama Chevron,” kata para Green Student. (Laporan perjalanan H2C Asrul Rahmawati)


#sebenarnya udah lama banget mau post laporan ini, tapi karena waktu jua lah yang membuat saya baru punya kesempatan sekarang,,
*foto-foto nya nyusul yah,,

Kamis, Desember 02, 2010

Kalau aku boleh muak...
















Berhentilah melakukan hal-hal manis di depan mataku

Berhentilah menghubungiku tiap menit

Hentikan semuanya tuan!

Kau pikir aku senang dengan semua itu?

Tuan! Sadarlah kau bukan siapa-siapaku

Tolong,jangan halangi aku

Untuk menjadi manusia bebas

Kebebasan ini telah lama kugenggam

Jadi jangan renggut ia dari sisiku

Hargai aku jika kau ingin menyenangkanku

Jangan bebani aku dengan hal yang remeh temeh

Makan, tidur atau apapun

Kurasa kau tak perlu tahu apa yang sedang kulakukan

Kau pikir kau ibuku?

Kau pikir kau bos ku

Yang setiap aktifitasku harus kubuat laporan

Kau pikir kau siapaaaaa?

Terlalu kejam jika aku menyuruhmu berkaca kan?!

Makanya aku tak kan pernah menyuruhmu seperti itu

Tapi cobalah intropeksi

Kelakuanmu telah berlebihan

Untuk ukuran seorang teman

Ingat! Kamu hanya temanku

Tidak lebih!

Jadi jangan berharap banyak

Karena kau hanya akan kecewa

Rabu, Desember 01, 2010

Sepertinya, Bangsaku harus bercermin!

Benar-benar nggak pernah membayangkan guys,
kalau aku bakal terkapar di tepi jalan, meringis menahan sakit karena diserempet sepeda motor. Dan yang sangat menyakitkan adalah kondisi jalan tersebut sedang rame banget. Mungkin itu bukan masalah sih sebenarnya rame nggak rame, tapi yang jadi masalah adalah ketika tak seorangpun pengendara sepeda motor yang mau nolongin(juga yang menyerempet ku, dia malah kabur tanpa sempat kulihat wajahnya).
Syukur...ada seseorang yang tiba-tiba meloncat dari angkot tua dan menepikan motorku. Tuhan...aku ingin menangis waktu itu, tapi air mataku terlalu enggan untuk menangisi keangkuhan publik.
Sungguh, aku trenyuh sekali melihat kelakuan bangsaku! betapa acuh tak acuhnyamereka. Menjunjung tinggi individualisme, hingga mengacuhkan rasa sosial. Dimana....dimana? Rasa persaudaraan itu? Betapa pembohongnya mereka yang sok ingin menolong saudara-saudara nya yang sedang tertimpa bencana nun jauh di pulau seberang? Jika di depan matanya saja ada seorang gadis terkapar sekarat, tak sedikitpun hatinya tergerak untuk menolong.
Menyedihkan sekali! Aku menjadi sangat muak melihat realita seperti ini. Mana kepedulian yang di gaung-gaungkan itu?Manaaaaaaaaaaa?
Sungguh! aku sebagai salah satu bagian dari bangsa ini menjadi sangat malu. Ak berusaha untuk memposisikan diri di posisi mereka. lalu aku berandai-andai mungkin mereka sibuk dengan urusan nya masing-maing, mungkin mereka sedang terburu-buru, mungkin mereka sedang bertempur dengan waktu. Tapi, tetap saja! aku melihat tidak ada alasan yang relevan untuk menjadi tidak peduli dengan orang lain. Kalau mereka selalu merasa sibuk sendiri, kapan mereka punya waktu untuk sekedar memberikan sedikit perhatian untuk orang lain.
Sungguh aku ingin sekali mengumpat, meludah atau mencaci maki, namun aku tersadar jika aku melakukan hal-hal seperti itu aku akan serupa dengan mereka. Aku sama saja dengan mereka. Maka aku tak melakukan hal seperti itu.
Bangsaku!
Ayo bercermin dengan tingkahmu! Bagaimana mungkin bangsa ini bisa menjadi bangsa yang makmur dan terbebas dari kemiskinan jika melihat hal-hal kecil yan seharusnya di bereskan saja mereka tidak peduli.

*aku terserempet motor di jalan Soekarno Hatta, dan di tinggal(lagi) oleh pelaku penyerempetan, kejadian yang sama juga pernah terjadi pertengahan tahun 2010 lalu. Di jalan yang sama hanya suasana jalan saja yang beda, kalau kemarin tengah malam dan nggak ada orang tapi kali ini di tengah ramainya lalu lintas senja...

Rabu, November 24, 2010

cerpen :Sepatu Kets Lulu.

Jalanan masih saja berdebu. Sama seperti kemarin. Lulu menatap kesal pada supir angkot yang ditumpanginya. Selalu saja begitu, berhenti di tempat yang sama untuk menunggu penumpang. Di depan mall terbesar di kota yang memiliki tingkat suhu tinggi ini. Lulu menyumpah serapah dalam hati. Sebentar lagi pertandingan futsal antar fakultas dikampusnya akan dimulai. Lulu ikut sebagai salah satu peserta. Meskipun perempuan tapi Lulu jenis perempuan yang tangguh. Tendangan nya saja mengalahkan tendangan Si Dodi ketua kelasnya. Karena itu Lulu tetap di ikut sertakan dalam tim futsal fakultasnya, meskipun hampir semua anggota tim adalah laki-laki. Lulu tak peduli, baginya selama ia mampu mengapa tidak?.

Permainan telah dimulai sejak 10 menit yang lalu ketika Lulu sampai di lapangan futsal. Dengan bergegas Lulu mengganti pakaian dengan kostum timnya.

“Buruan Lu…” Teriak Dodi dari tengah lapangan.

Lulu mengacungkan jempolnya. Kemudian masuk ke lapangan menggantikan Roni. Dengan sigap Lulu mengoper bola. Memberi umpan hingga sebuah tendangan membobol gawang lawan. Pertandingan usai dengan skor 3 – 1 untuk tim Lulu.

“ Lho kamu kenapa Lu, kita kan menang kok kamu nggak bersemangat gitu?” Tanya Dodi. Lulu cemberut dan menghempaskan tubuhnya di kursi ruang ganti. Ia mengangkat kaki dan olala…ternyata sepatu nya robek di bagian bawah dekat ujung kaki. Dodi tertawa terpingkal-pingkal melihatnya. Secepat mungkin Lulu membekap mulut Dodi dan mengancamnya dengan kepalan tangan.

“Lagian udah tahu mau main bola, kok kamu pakai sepatu kets sih?”Dodi masih menahan tawa.

“Aku nggak punya sepatu lain Dod, apa kamu pernah melihat aku ke kampus memakai sepatu selain sepatu ini? Kamu pikir aku bisa dengan mudah menghamburkan uang 200 ribu untuk membeli sepatu bola seperti kamu?!”Lulu balik bertanya dan matanya menatap tajam setengah menggugat pada sepatu bola baru milik Dodi.

“Maaf Lu…” Dodi tak bisa berkata apa-apa lagi.

Lulu bangkit berdiri meninggalkan Dodi. Ia menyambar ranselnya dan melangkah gontai menuju jalan raya menyetop angkot. Lulu mau pulang, ingin cepat-cepat menemui Mama. Lulu ingin sekali ini saja memohon pada Mama untuk minta sepatu baru. Dodi benar, tidak seharusnya ia main bola memakai sepatu kets.

***

Sampai dirumah Lulu menemukan mama masih sibuk dengan kain-kain yang dijahitnya. Mama adalah wanita yang tegar. Semenjak Papa meninggal, Mama tak pernah menikah lagi. Ia menjahit dan berjualan kue untuk menghidupi Lulu dan Antoni. Lulu berdiri disamping Mama.

“ Lho kok cepet pulangnya Lu? Bukannya kamu bilang mau pulang sore, mau ke rumah Indah dulu untuk ngerjain tugas?” Tanya Mama.

“ Nggak jadi Ma, Lulu buat tugasnya di rumah aja…” jawab Lulu.

“ Lu…besok kamu wakili Mama menghadap kepala sekolahnya Antoni ya, Mama nggak sempat Lu, banyak jahitan yang harus diselesaikan, supaya Antoni bisa bayar SPP nya.”Mama menatap Lulu, membuat Lulu tak tega untuk menolaknya. Lulu mengangguk.

“Dalam rangka apa Ma?kok sampai kepala sekolahnya Antoni memanggil Mama?” tanya Lulu sambil melihat-lihat baju seragam waiter sebuah restoran yang sudah selesai dijahit Mama.

“ Antoni telat bayar SPP bulan ini Lu.” jawab Mama. Pandangan Lulu pada baju-baju seragam yang digantung langsung tersentak. Sepatu kets melayang-layang dalam pandangan Lulu. Beragam perasaan berkecamuk dalam dada Lulu.

“Ma… Lulu ke kamar dulu ya…”Pamit Lulu yang di jawab dengan anggukan oleh Mama.

***

Lulu duduk di depan jendela kamarnya menatap ke luar, memandangi rumpun melati yang sedang berbunga. Tiga tahun yang lalu, ketika itu Lulu masih kelas 3 SMA. Sedang sibuk-sibuk nya Lulu menghadapi UN. Tiba- tiba Papa meninggalkan semua orang-orang yang mencintainya karena mengidap penyakit liver. Lulu sedih sekali, semangatnya hilang, nyaris ia tak mengikuti UN. Tapi Mama menguatkan hatinya, Mama memberikan contoh ketegaran padanya.

“ Lulu harus tetap semangat, buat Mama bangga, yakinlah seandainya Papa masih ada. Papa pasti tak ingin melihat Lulu rapuh dan lemah.”Ucap Mama ketika melihat Lulu malas belajar untuk mempersiapkan UN.

Kata-kata Mama telah menjadi cambuk bagi Lulu untuk bangkit, perjuangan dan ketegaran Mama menjalani hidup telah menjadikan Lulu sebagai seseorang yang selalu optimis. Mama juga yang mendorong Lulu untuk tetap meneruskan kuliah setelah tamat SMA.

“ Mama akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan Lulu dan Antoni.” Mama meyakinkan Lulu ketika Lulu tamat SMA dan ingin bekerja saja untuk meringankan beban Mama.

Begitulah. Lulu akhirnya melanjutkan kuliah di sebuah PTN. Sebelum berangkat kuliah Lulu selalu mempunyai rutinitas menjual koran keliling kompleks rumahnya dengan sepedanya. Bagaimanapun Lulu tetap ingin meringankan beban Mama. Kerja keras Lulu dalam belajar berbuah manis. Lulu selalu mendapatkan beasiswa dari fakultasnya karena nilai-nilainya yang luar biasa.

Lulu mengalihkan pandangan matanya kepada sepatu kets yang terpuruk di belakang pintu kamarnya. Warna nya hitam dan putih, sudah sedikit kusam, dimana-mana sudah terlihat goresan-goresan terkikis aspal jalanan. Tidak ada yang istimewa pada penampilan sepatu kets itu. Tapi bagi Lulu sepatu itu sangat berharga. Satu-satu nya sepatu yang dimiliki Lulu semenjak semester dua kuliah di fakultas Psikologi,sekarang Lulu sudah semester empat. Sudah cukup lama Lulu bertahan dengan sepatu kets itu. Sepatu yang selalu menemaninya kemana saja. Saat pagi mengantarkan koran ke rumah-rumah langganannya. Pergi ke kampus. Ke pesta ulang tahun teman-temannya. Bahkan ke pesta perkawinan dosennya akhir bulan kemarin Lulu juga memakai sepatu kets itu, Lulu tak peduli dengan penampilan teman-temannya yang sering gonta-ganti sepatu,sandal atau aksesoris lainnya. Lulu selalu menahan diri untuk tak terbujuk teman-temannya membeli barang-barang yang tidak terlalu penting. Lulu tahu bagaimana sulitnya mencari uang. Lulu tak pernah ingin menyulitkan Mama.

Sekarang sepatu itu sudah hampir tamat riwayatnya. Lulu bimbang, tak mungkin memaksa Mama untuk membeli sepatu baru, sementara Mama masih kesulitan untuk membayar SPP Antoni. Lulu melirik celengan babi nya. Dengan sekali hempas sudah bertaburan uang kertas dan uang recehan di lantai kamarnya. Lulu bersimpuh di lantai menghitung uang-uang itu. 264.800 ribu. Lulu tersenyum cepat-cepat ia memasukkan uang itu ke dalam dompetnya. Disambarnya tas ransel dan dengan tergesa di tutupnya pintu kamar. Lulu baru saja ingin pamit pada Mama untuk membeli sepatu kets baru. Tetapi sebuah ucapan Mama membuat semangat nya lenyap menjadi debu.

“ Tante Rea barusan sms Lu, dia bilang mau kesini untuk menagih uang sewa rumah, padahal uang Mama kurang 200 ribu lagi. Kamu punya uang nggak Lu, kalau ada Mama pinjam dulu ya…”

Lulu tak kuasa memandang mata Mama yang sangat berharap padanya, mata Lulu berkaca-kaca dan bayangan sepatu kets itu mulai memudar.

(Asrul Rahmawati)

Kamis, November 04, 2010

Hari cinta puspa dan satwa nasional

5 November, mungkin tidak banyak orang yang tahu jika sebenarnya hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para satwa. Hari kasih sayang buat para puspa (flora). Biasanya pada hari ini banyak satwa-satwa yang dilepaskan. Contohnya nih yang gak jauh-jauh dari kawasan tempat tinggalku. Tepatnya di SMA N 1 pekanbaru. Sekolah yang mendapatkan Adiwiyata tersebut melepaskan 20 ekor burung. burung yang dilepaskan adalah burung Punai dan burung Balam(sempat juga sih terpikir di kepalaku knapa gak merpati aja?)

Apa pun burung nya yang jelas, melepaskan satwa adalah bentuk kepedulian kepada lingkungan. Kepedulian lain terhadap flora juga seharusnya lebih di gencarkan, sayang kan kalau flora milik kita di jadikan hak milik dengan bangsa asing. Durian monthong contohnya itu kan sebenarnya milik kita, tapi di klaim menjadi milik Thailand. Belum lagi yang jambu air citra juga di klaim jadi milik Thailand. Miris banget kan!!!

Sebagai bangsa Indonesia kita harusnya merasa bangga karena Indonesia terkenal sebagai negara yang megabiodiversity karena tingginya keanekaragaman hayati yang dimiliki. Makanya ayo!! kita pelihara dan kita lindungi apa yang menjadi milik kita jangan sampai deh di klaim jadi milik bangsa lain...


Sabtu, Oktober 30, 2010

7 Tahun

Seorang sahabat dari masa lalu, kutemukan kembali dengan sangat....sangat tidak sengaja, seperti tidak sengaja dengan penglihatanku. 7 Tahun temans...dan aku melihat sosok yang begitu berbeda dalam dirinya. Mulanya aku sudah menemukannya di situs jejaring facebook, waktu itu aku sudah terkejut, tapi keterkejutan ketika bertemu langsung dengannya lebih dari rasa suprise ketika menemukannya di facebook

Pelajaran baru yang kudapatkan adalah : Waktu bisa mengubah segalanya, dia, kamu, juga mungkin aku. Ada sebersit bangga dalam hatiku ketika sadar bahwa dia adalah orang yang berdiri di panggung menerima penghargaan yang diinginkan banyak orang. Dia! sekarang adalah seorang seniman Guys...dan ia mampu menunjukkan bahwa ia mampu.

Salut buat teman semasa SMP ku,DN



Senin, Oktober 25, 2010

Tips jalan2 murah

Akhir pekan,asyiknya jalan-jalan, tapi gimana kalau akhir pekan pas barengan sama akhir bulan?
wah gak asyik donk, gak seru karena dompet udah menipis bahkan udah terancam kanker(kantong kering). Eitsss tunggu dulu, siapa yang bilang gak seru??

nah lho? jadi apa serunya dong??
Gini yah, aku lagi happy nih, jadi mau bagi2 tips buat teman2,
1. Jalan2 nya gk usah jauh-jauh, kan weekend paling juga cuma dua hari, sabtu sama minggu. Beda kalo misalnya lagi liburan panjang.
2. Pilih kendaraan yang hemat, itu klo kamu jalan-jalan nya pake kendaraan pribadi lho.
3. Cari tempat parkir yang gratis, kalau pun gak gratis rayu deh tukang parkirnya biar gratis, bila perlu ajak berantem deh, hehe (itu alternatif terakhir kali). Tapi percaya deh, bayak kok tempat-tempat asyik dengan tempat parkir yang gratis. Misalnya perpustakaan atau beberapa pusat perbelanjaan juga ada beberapa yang menyediakan tempat parkir gratis.
4. .Makan di tempat yang lagi promo, biasanya klo di hari-hari libur atau akhir pekan banyak tuh resto atau kafe yang promo produk mereka, selain kita bisa dapatin makanan dengan harga yang murah meriah, mereka juga suka kok klo kita kunjungi, eh siapa tahu kamu malah dapet gratis lagi.
5. Belanja barang-barang diskon, nah klo kamu lagi bokek, gak usah deh dipaksain beli barang yang lagi naik-naik harganya, coba deh kamu kulik lagi diskon-diskon yang ditawarin beberapa counter atau outlet-outlet. memang sih biasanya yang didiskon itu barang yang sudah gak "in" atau sudah lusuh-lusuh. Tapi percaya deh, klo kamu jeli memilihnya masih banyak kok barang bagus disana.

Nah, gitu deh cobain aja klo kamu lagi pengen jalan-jalan trus kantong sedang krisis. Hehe dijamin deh jalan-jalan mu seru, lagian ngapain juga liburan terus di dalam sarang aja,rugiiiiii.....

Selasa, Oktober 19, 2010

yang gratis2 gak slalu enak!

Guys....tau nggak!!

Pasti nggak tau! lebih baik nggak tahu atau nggak pernah merasakannya

Dapat marah gratis tuh nggak enak! apalagi klo kita sudah tau tapi masih juga diberitahu, disalahkan..nggak!! nggak enak banget...

memimpin nggak selamanya menyenangkan,siapa juga coba? yang milih aku jadi koordinator,tapi ujung-ujungnya nggak pada nurut sama omonganku,nggak nurut sama himbauanku!

Huh!

"jangan pernah jadi orang biasa-biasa aja!" Ucap big of bos,Direktur Eksekutive yayasan bala bla bla,

I know that, but that is so hard for me! apalagi dukungan juga gak begitu jelas,aku harus bagi waktu se efisien mungkin sementara seperti remaja( eh yakin masih remaja??) lainnya aku juga perlu happy-happy, main, jalan-jalan, dan ngumpul-ngumpul sama teman-teman dan nggak memikirkan apa pun, aku ingin seperti itu...

Tapiiii...aku di setting untuk menjadi remaja yang berbeda dengan remaja lainnya, aku terlalu keras memikirkan dan membuat hal-hal baru, aku selalu merasa tertekan dan merasa tidak bebas!!

Aku ingin sekali saja tertawa lepas, atau menangis keras-keras di tengah semua tuntutan semua ini!!


Bisnis sakit hati

Gilaaaaaaaaaaaa....
sore ini benar-benar sore yang menyakitkan, aku berencana untuk memulai bisnis kecil-kecilan,hehe cuma jualan pulsa aja kok,daaan karena aku nggak tau prosedurnya maka aku minta ditemani sama temenku Rea Febria, Huh nggak taunya dia malah masih sibuk kerja dikantornya, trus aku pula yang disalahin gara-gara telat nemui dia...
Bah! macam bos besar aja dia,dia kira dia itu siapa??
Guys, sebenarnya aku tahu dia sedang tertekan akibat pekerjaannya, tapi aneh nya aku yang selalu jadi tempat nya melampiaskan kekesalannya...
seperti kemarin tiba-tiba dia kirim sms yang mengejutkan pada jam kuliahku...
"Jika suatu hari kelak aku jadi bos,akan kuinjak-injak semua anak buahku!"

Maksudnya apa coba???
Aku takut aja dia kualat dan selamanya nggak bisa jadi bos, lha wong belum apa-apa aja niatnya udah jelek gitu,

Minggu, Oktober 17, 2010

Saturday in the Garden City

Wah...guys hari ni seru banget lho, Taman kota(di belakang arya duta) Pekanbaru dipadati manusia-manusia dengan tipe-tipe unik. Yups...semua itu karena ada pameran fotografi di sana, yang diadakan Komunitas Fotografi Pekanbaru (KFP). Sebenarnya acara tersebut diselenggarakan oleh WALHI Riau dengan menggandeng KFP. Pameran tersebut sebenarnya sudah diadain sejak 14 oktober hanya saja aku baru datang hari ini. So,di puncak acara (hari ini) ada talk show mengenai lingkungan khususnya lingkungan Riau. Trala...Ada Marissa Haque lho,pertama kali aku kaget waktu membaca spanduk besar di pintu masuk taman kota, ada nama Marissa disana.
Dan rasa kaget ku langsung terjawab ketika aku berbincang-bincang dengan direktur eksekutif WALHI, bang Kaka,
"Apa sih menariknya Marissa, knapa harus dia yang datang, kenapa nggak Nadine Chandrawinata aja,kan Nadine duta lingkungan," tanyaku
"Hmm bener sih kalau nadine itu duta lingkungan, tapi marissa itu care banget lho sama lingkungan,seperti terbakarnya lahan gambut di Riau atau penyempitan lahan hutan alam," jelas bg Kaka
"Lagi pula Marissa nggak minta bayaran ketika bersedia datang ke Pekanbaru, bahkan dia menawarkan diri untuk acara ini,"lanjut bg Kaka
Daaaan aku sedikit melongo mendengarnya, wah keren nih si Marissa asyik juga kalau ada selebriti yang kayak gini, bisa dong ntar Green Student Journalists ngundang dia untuk acara pemilihan Green Student Ambassador Mei mendatang, bisik hatiku.

Begitulah acara lumayan rame,makin sore makin banyak masyarakat yang hadir, dikirain ada syuting film kali #gara-gara ada Marissa,hehe. :) Yang bener nih karena ada "mumbai" kelompok musik punk Pekanbaru, trus ada juga penampilan puisi dan lagu yang diiringi gitar akustik dari SMAN 8, trus selain itu juga ada Keju band yang beranggotakan Fadil, Annisa dan Ryan, mereka masih tercatat sebagai mahasiswa. Lumayan sih kehadiran mereka bikin suasana tambah bersemangat.
Kemudian baru aku tahu ternyata Marissa itu kemarin sekitar tahun 2005 atau 2007 yah,sering masuk keluar kawasan hutan Riau untuk penelitian S3 nya, hmm pantes...pantes kalau dia deket sama WALHI, sama Jikalahari juga, baru deh ngeh knapa Marissa peduli dengan lingkungan,hehehe...
Oche,sekarang kita nggak usah ngomongin Marissa deh,kita ngomongin pameran fotografinya, nyesel juga sih kemarin nggak ikutan ngumpulin foto ketika disuruh sama koordinator KFP.padahal kemarin waktu buat portofolio fotografi aku kan make tema lingkungan, harusnya kan bisa aja foto itu yang kukumpulin,sebell..
Tapi gak papalah,moga-moga besok kalau ada pameran aku bisa ikut lagi,seru bisa datang di penghujung acara WALHI and KFP nambah temen :), and mengakrabin yang udah kenal...wahhh jadi ngerasa kalau dunia ini sangat ramah...:)

Sabtu, Oktober 09, 2010

Valentine 2010


Ini nih tulisanku yang akhirnya dikirimkan ke LPDS buat persyaratan mengikuti lokakarya di Aston kamis,30 September 2010.

Perbedaan Budaya Mengakibatkan Perbedaan Persepsi

Hari ini termasuk dalam kategori hari nggak enak nih, seharian aku dirumah mulu,cuaca luar biasa panas, akhirnya nonton Alice Wonderland yang gak sengaja aku temuin di laptopnya rea,pukul 15.00 aku ke kantor,kemudian buka yahoo,eh ada si Mujeeb Rehman di daftar chat ku, ya udah chat sama dia, tapi tau nggak ujung-ujungnya kami bersitegang akibat foto share,sure!aku nggak bisa ngaktifin foto share, yang aku tahu sih flickr tapi dia bilang bukan. Aku udah kasih saran supaya fotonya dikirim lewat email aja and di attachement tapi dia gak bersedia,aku mengancam dia untuk meremovenya di email maupun di facebook,eh dia malah ngamuk!!

suck!! dasar ternyata sulit ya berkomunikasi dengan orang yang budaya nya berbeda dengan kita, ditambah lagi beda bahasa. Hufft tambah puyeng, apalagi perbedaan cuaca or iklim juga beda(yang ini ngaruh gak ya?).
Aku mengenal Mujeeb Rehman sejak(klo nggak salah) Juli 2010 lalu, mulanya kami cuma sering chating di facebook aja,lalu kemudian karena aku sering mengaktifkan YM maka dia minta id ku,setelah itu kami lebih sering komunikasi lewat YM. Tak berapa lama kemudian dia memberiku number handphonenya.Begitu juga aku, hehehe ya sih kami nggak pernah telpon-telponnan,bayangin tagihan telpon yang bakal keluar aja aku ngeri, aku pikir dia juga kayak gitu kali yah. Secara, dia tinggal jauh banget dari Indonesia, He live at Dubai.Ada juga sih sisi positifnya,aku bisa tahu gimana sih kehidupan di Arab sana,trus gimana juga rasanya kuliah ehmm dia kerja sih(katanya) di Hail University. Kami berencana untuk tukar-tukaran kartu pos tapi dia menolak,GRRrrhh aku gak suka kalau dia bilang kirim2 an postcard itu jadul!!

Liburan lalu dia traveling ke Singapore,hmm liburan yang akan datang dia bilang mau ke Indonesia. Uppss sebenarnya dia kemarin bilang mau ke Indonesia dulu baru ke Singapore tapi aku cuekin aja,abiss kalo pun dia kesini aku nggak bisa juga nemanin dia keliling Indonesia.Beda kalo taun depan,semoga aja aku sudah dapat cuti taun depan,so bisa deh jadi guide nya.Atau sama-sama tersesat hehehe...

By the way, biar bagaimanapun aku senang bisa punya teman seperti dia, berarti aku sudah nambah jaringan di luar negeri dong, siapa tahu keinginanku untuk backpacking terlaksana. Di filiphina ada Jonah, sampe sekarang aku masih aktif berkomunikasi sama dia. Di Bonn,Jerman ada Filiz Kaya, dia udah jarang keliatan online tapi ga papa,masih bisa dilacak jejaknya(kayak apa aja...)trus ada Caroline di USA, ada Koneru di India,ada metin Ulgen di Pakistan de el el(yg lain ada juga sih tapi nggak akrab).

cerpen : Bicara pada Bintang

“Mencintai dan dicintai seperti merasakan kehangatan matahari dari dua sisi. Cintaku padamu akan memberimu kekuatan dan cintamu padaku akan memberimu keberanian”, kau meyakinkanku di pelabuhan sungai Gangsal.
Aku memandangmu tak yakin, mataku terpaku pada sungai didepanku. Beberapa tahun silam sungai ini tak selebar sekarang.
“Jadi untuk mengatakan itu, kau mengajakku kemari?,” tanyaku
Kau mengangguk, dan mencoba meraih telapak tanganku.
“Kalau begitu kau salah, aku tak pernah sedikitpun mencintaimu…”, lanjutku.
Matamu takjub memandangku, kemudian samar kulihat senyum dibibirmu.
“Kau bohong Ra, kau tak bisa menyembunyikan perasaan itu dariku”, kau memandangku lekat.
“Terserah, pendapatmu bagaimana, cinta ini hanya akan sia-sia,” aku balas menatapmu.
“Ternyata pemikiranmu sama saja dengan mereka…”, kau menghempaskan nafas,kecewa.
Aku meninggalkan mu sendiri di pelabuhan, menolak kau antar pulang. Berjalan kaki menyusuri jalanan setapak menuju rumahku.
Di depan rumah langkahku terhenti, tertegun memandangi bangunan kayu, rumahku yang masih berbentuk kuno. Rumah panggung dengan tangga kayu, saat membangunnya mungkin tak seorangpun yang mengenal arsitektur. Asal jadi dan asal bisa dijadikan tempat berteduh dari panas dan hujan.
“Ada apa Ra,?” Ayah menegurku.
Aku tersenyum lalu menggelengkan kepala. Langkahku kubuat seriang mungkin. Siapapun dikampung ini tahu aku jarang terlihat sedih. Ku tolak ajakan makan siang Ayah dan Ibu begitu juga bujukan Fahri adik semata wayangku yang masih SD. Ku buka pintu kamarku, bahkan tidak ada kasur tipis pun disana, yang ada hanya lantai kayu beralas tikar pandan. Dan aku terbiasa tidur disana. Ku pandangi pucuk-pucuk kelapa dari dalam kamarku, aku tertawa sendiri. Mengapa aku harus menyesali semua ini, dari dulu semua seperti ini dan selalu baik-baik saja mengapa sekarang harus disesali batinku.
***
Itu dulu…dulu sekali, ketika aku masih mengenal dunia ini hanya dari sudut-sudut kampungku. Sebelum akhirnya kau pergi meninggalkan kampung untuk melanjutkan pendidikan, aku tidak begitu peduli padamu waktu itu, yang kutahu orang tuamu sibuk membicarakanmu dimana-mana, bahwa kau kuliah di Malang dan kelak jadi dokter. Lalu seperti kau, aku pun pergi meninggalkan kampung, meninggalkan pelabuhan sungai Gangsal, tempat aku menghabiskan waktu memandangi burung-burung laut yang singgah ke sungai kecil di kampung kita. Menghabiskan waktu disana dan sesekali memimpikan kau menemaniku memandangi senja jingga membias dilangit.
Aku pun pergi, meski tak ingin menjadi dokter sepertimu, aku pun melanjutkan kuliah di fakultas Psiklologi sebuah universitas negeri di Pekanbaru meski ibu berderai-derai airmatanya ketika melepasku dan Ayahku yang tangguh tak pernah meneteskan air mata itu memandangku dengan kelu. Ayah sudah mengatakan padaku berulang kali beliau tak punya dana yang cukup untuk kuliah ku sampai selesai.
“Rara sudah besar Yah, sudah saatnya Rara mampu membiayai hidup Rara sendiri, Rara janji semua akan baik-baik saja,” aku meyakinkan Ayah.
Dan orang-orang terkasihku itu melepasku, meski dengan cibiran beberapa orang di kampung, termasuk keluargamu menertawakan aku.
“Anak-anak sekarang sudah tidak mau memandang kenyataan, maunya bermimpi setinggi gunung, kasihan sekali, untung anak ku tidak mempunyai keinginan nekat seperti itu,” ucap Ayahmu menyindirku.
Sebagai orang bawahan ayahmu, keluargaku banyak dibantu oleh ayahmu tapi tidak untuk kepergianku. Aku bangga pada Ayah, beliau menolak bantuan uang dari ayahmu. Lalu aku pun bisa pergi dengan lega tanpa hutang budi dengan ayahmu yang tauke kopra di kampung kita.
“Melamun lagi Ra, kehabisan ide buat nulis?, Melli teman satu kost ku, mengagetkankan lamunanku. Segera kuteguk cappuccino hangatku.
“Eh gimana ending cerbungmu,?” tanya Melli lalu ikut duduk di beranda kost. Aku mengangkat bahuku.
“Ideku terhenti,” jawabku. Melli tertawa memandangku, dia menggelengkan kepala sambil memegangi perutnya. Aku memandangnya heran.
“Nggak mungkin seorang Rara kehabisan ide,” Melli masih tertawa.
“Aku serius Mel, padahal ending cerbung itu deadline nya besok siang, kak Mita udah berkali-kali mengingatkan aku untuk menyelesaikan cerbung itu…”, aku menatap jalanan depan kost yang hanya diterangi neon lima watt dengan kecut mengingat sms-sms atau telpon redakturku.
“Wah, malam ini berarti harus selesai Ra atau Majalah Gress nggak akan menerimamu lagi untuk nulis disana, ayo semangat ra!” Melli menatapku dengan wajah serius lalu pergi meninggalkanku sendirian di beranda.
Aku ngeri mendengar kata-kata Melli, majalah Gress mempunyai oplah yang besar,dan honor tulisanku juga paling besar disana, apalagi untuk nulis cerbung pesanan seperti itu. Wah, padahal uang kuliahku semester ini belum kubayar, sedangkan sekarang aku sudah tidak kerja paruh waktu lagi di restoran. Kembali aku memandangi jalanan yang remang-remang di depan kost, lalu perlahan aku mengalihkan pandanganku kelangit. Langit mendung sepertinya sebentar lagi hujan turun. Tapi tunggu dulu, ada satu bintang kecil yang berpendar redup, hampir tertutup awan gelap.
“ Bicaralah pada bintang jika kau rindu padaku, maka aku akan merasakannya,” ucap mu suatu senja mulai berbintang menemani perjalanan kita pulang dari pelabuhan Gangsal.
Aku menggigit bibirku, kupandangi bintang redup dilangit yang makin pekat. Masihkah ucapanmu itu berlaku padaku saat ini, aku sudah lama sekali mencoba membunuh cintaku padamu, mencoba melupakan perasaanmu padaku. Aku tak pernah peduli lagi padamu, apalagi kau sekarang jauh dariku, kudengar dari Fahri,adikku yang mendapat beasiswa sekolah di Malang, kau kuliah lagi melanjutkan S2, kebetulan sekolah adikku dekat dengan kampusmu, Fahri bilang kau sekarang adalah seorang dokter dan bertunangan dengan teman seprofesimu juga. Lalu salahkah jika aku berusaha melupakan semua masa lalu itu. Walaupun jika boleh jujur aku tak kan pernah berhasil membunuh cinta itu, aku tak sanggup.
“Bintang di langit,aku rindu padanya…”, bisikku, air mata tiba-tiba bergulir pelan di pipiku. Aku tak pernah menangis karena tak ingin dianggap cengeng, tapi tidak untuk kali ini, aku tak pernah merasa cengeng karena menangis untukmu. Aku terlalu angkuh selama ini, kau sudah berkali-kali meyakinkanku jika perbedaan antara kita suatu saat tak akan jadi penghalang lagi, tapi aku menyerah, aku diam saat kau pergi, aku tak peduli lagi saat kau tak ada di pelabuhan Gangsal lagi bersamaku. Aku tak pernah membalas surat-suratmu, bahkan saat aku sudah kuliah pun dan kau mengirimkan sms berkali-kali tak pernah kubalas. Hingga akhirnya aku tahu kau bosan, mungkin juga telah menyerah, atau kau percaya jika aku tak pernah sedikitpun mencintaimu. Padahal setiap membaca sms darimu aku merasa bahagia sekali, kau tidak pernah tahu jika aku menutup hatiku untuk orang lain. Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu.
“Bintang di langit yang redup, katakan padanya sampai kapan pun hanya dia yang pernah ada di hatiku,” ucapku lagi. Aku tersenyum dan bergegas masuk ke kamar kost ku, tiba-tiba aku punya ide bagus untuk ending cerbungku.
***
“Wah, aku suka endingnya Ra, tak terduga tapi memuaskan pembaca,” kak Mita tersenyum puas membaca ending cerber ku.
Aku bersyukur kak Mita menyukainya, dengan pasti aku keluar dari kantor majalah Gress, besok aku bisa membayar uang kuliahku, dan melunasi janjiku untuk mentraktir bakso Melli.
“Sebenarnya seperti apa sih ending nya Ra, kok kak Mita bisa kasih bonus segala buat kamu,” tanya melli.
“ Seperti ending yang kuharapkan di kisah cintaku,” jawabku pelan.
“Jadi? Kamu punya pacar Ra, siapa? Kok nggak pernah dikenalin sama aku sih!” Melli terkejut mendengar kata-kataku. Aku tersenyum melihatnya.
“Hanya seseorang dari masa lalu,” ucapku pelan, dan aku mulai sibuk melahap bakso ku. Melli masih juga penasaran. Tapi aku tak ingin menceritakan kisah kita, pada Melli sekalipun, karena aku tahu Melli pasti hanya akan menyalahkanku yang bodoh dan pura-pura tak mencintaimu.
Senja kembali menyapa, aku sedang berada di tepi sungai. Meski bukan di tepi sungai Gangsal, tapi tepian sungai Siak, membuatku teringat dengan tepian sungai Gangsal, bedanya, disini tak ada kapal-kapal yang mengangkut kopra atau speed boat yang hilir mudik. Senja makin indah dengan semburatnya yang jingga.
“Ku pasrahkan cintaku pada waktu, andai nanti ada kesempatan kedua untuk bersamamu, aku tak akan menyia-nyiakan lagi namun jika kesempatan itu tak ada, biarkan saja kebersamaan kita jadi kenangan yang mungkin tak kan terlupa, dan biarkan bintang menjadi saksi bahwa aku pernah sangat merindukanmu,” bisikku.
(The End)

Wah cerpen ini masih Gress banget lho,masih baru,baru selesai aku tulis beberapa jam yang lalu.Belum ku kirim ke media manapun, hmm aku harap cerpen ini bisa dimuat di sebuah media yang oke,

Rabu, September 29, 2010

Akibat membaca

Gila!
Guys...temen2 semuanya baru kali ini aku menyadari efek samping dari "membaca". Gara-gara aku menguliti blognya Raditya Dika plus blog entah siapa-siapa(aku lupa nama-nama mereka) yang jelas mereka blogger Bandung, aku jadi ngerasa terinspirasi banget untuk menulis,menulis dan terus menulis. Meskipun yang kutulis sebenarnya adalah hal-hal yang "biasa" banget dan sering kali curhatanku.
Klo dipikir-pikir sih mereka nggak lebih dari aku,masih muda,tampang biasa-biasa aja,nggak populer,tapi mereka bisa terus eksis nulis.Tampilan blog mereka sih ada yang keren ada juga yang biasa-biasa. Hmm aku mau jujur nih!(sambil menahan malu..)udah 3 tahunan aku punya blog tapi knapa yah nggak berhasil-berhasil upload foto di halaman(bukan foto profil yak)alasannya loading nya terlalu lama, aslinya entahlah mungkin akunya aja yang agak "nggak" pinter...:p
Trus semenjak hampir setahun yang lalu aku kenalan sama facebook,sepertinya aku terlalu banyak bergaul sama dia,artinya tiap hari aku selalu eksis di facebook,gara-gara kehadiran facebook aku nyaris membunuh blogku (wah..wah, aku mulai nyalahin makhluk lain nih, dosa gak ya??)atau akunya sendiri yang "males" gara-gara liat tampilan blog ku yang dari zaman bahuela sampe sekarang nggak pernah berubah.
Eh wah, aku jadi inget deh berita bagus yang disampein Teguh Budianto,salah seorang blogger pekanbaru yang juga finalis duta lingkungan,waktu hari minggu kemarin kami ketemu di car free day(hari bebas kendaraan yang di sepanjang jalan Diponegoro sampai Gajah Mada tiap minggu pukul 06.00 s/d 09.00). menurut keterangan Teguh,atau gara-gara dengerin keluhanku mangenai kondisi blogku yang mengenaskan, Teguh bersedia memberikan pelatihan "mengelola blogger" bagi anak-anak Green Student(pelajar/mahasiswa pecinta lingkungan), hari minggu besok di gedung Riau Pos(maklum memanfaatkan kantor yang lagi libur). Ternyata Green Student yang lain juga banyak yang setuju, alasannya mereka juga banyak yang ngeluh gara-gara blog Green Student gak pernah bisa ganti-ganti model(hehe akibat dari gaptek kali yak...).
So,klo dipikir-pikir si teguh Budianto tuh memang mirip lho sama Raditya Dika,sama-sama kurus kering,pake kacamata,trus klo ngomong juga sering asal tapi ngena dan gak bisa lepas dari humor cerdas. Hahahaha kok aku jadi ngomongin orang lain ya? But, ya sudahlah...biar aja aku gak ngomongin hal jelek tentang dia kok(kecuali yang kurus kering tadi kali ya...).
Oke guys...kita tunggu aja deh hari minggu saat pelatihan nanti,semoga aja aku tambah genius and gak nyia-nyia in blog ini lagi. Yuhuuu be smart girl!
You can do that...

Hari-hari penting di bidang Lingkungan Hidup :

10 Januari
Hari Lingkungan Hidup Indonesia
Hari pencanangan gerakan satu juta pohon.

2 Februari
Hari Lahan Basah Sedunia (konvensi Ramsar)

6 Maret
Hari Konservasi satwa liar

20 Maret
Hari Kehutanan Dunia

21 Maret
Hari Hening Sedunia

22 Maret
Hari Air Internasional

22 April
Hari Bumi (Earth Day)

22 Mei
Hari Keanekaragaman Hayati

31 Mei
Hari Tanpa Tembakau se Dunia

5 Juni
Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Environment Day)

14 Juni
Hari Samudera Dunia (Ocean Day)

17 Juni
Hari Memerangi Penggurunan Lahan dan Kekeringan Dunia

23 June
Hari Konvensi Bonn
Hari Konservasi Satwa Migran

Minggu ke II September
Clean Up The World Day

16 September
Hari Ozon Dunia

1 Oktober
Hari Habitat Dunia

4 Oktober
Hari Satwa Dunia (World Animal Day)

16 Oktober
Hari PAngan Dunia

5 November
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

16 November
Hari Konvensi Warisan Dunia

21 November
Hari Pohon

2 Desember
Hari Konvensi Ikan Paus

29 Desember
Hari Keanekaragaman Hayati Dunia

Senin, September 27, 2010

cerpen :Diujung Kebencian

Egois..., dia mematahkan argumenku sebelum aku mengeluarkannya dari kepalaku. Dia menolak lagi karya fotografiku hanya gara-gara tidak ada objek manusianya disana. Menyebalkan foto-foto ku selalu ditolaknya. Kadang-kadang tak habis pikir, alasannya untuk menolak foto-foto tersebut kadang sangat tidak masuk akal. Kemarin dia bilang fotoku sudah bagus tetapi ditolak hanya karena objek manusia di foto tersebut tidak menutup hidung,aneh kan? Masa’ sih aku harus merekayasa sebuah karya,lalu dimana letak alami yang selama ini dia anjurkan. Entah lah sejak awal dia masuk aku sudah merasa bahwa pemikiranku akan sangat berbeda dengannya. Menyesal sekali aku telah memberikan nilai plus padanya sebagai dosen di pengisian angket kemarin, ternyata dia sangat mengecewakan. Ujian tinggal seminggu lagi sementara foto yang seharusnya dibuat portofolio sebanyak 5 karya, baru kumiliki satu. Kapan aku harus hunting lagi, sementara puluhan foto yang kusodorkan padanya selalu ditolak dengan alasan yang dibuat-buat.
“ Seharusnya kalau kamu mengambil tema lingkungan harus ada manusia nya disana, karena lingkungan diciptakan dari manusia oleh manusia dan untuk manusia itu sendiri, jadi sangat demokratis kan,dan jika seandainya ada objek kucing atau anjing foto itu tetap saja tidak jadi menarik karena tidak ada manusinya”, ucapnya. Aku memandangnya nanar, bisa-bisa nya dia berpendapat seperti itu. Egois sekali dia pikir hanya manusia saja apa yang diizinkan hidup di dunia ini, lalu dimana hewan-hewan dan tumbuhan harus hidup, benar-benar tak punya perasaan.
“Rara! Kamu punya argumen untuk membantah atau meyakinkan saya?” tanyanya.
Aku menggeleng, dia memintaku berargumen dan mempertahankan pendapatku tentang karya foto ini? Aku menggeleng semakin kuat, bukankah tadi aku telah menjelaskan deskripsi foto tersebut beserta dampak-dampak dari keadaan didalam foto tersebut.
Whatever…kataku dalam hati, terserah kamu mau bilang apa!
“Oke, kalau kamu tidak ingin berkomentar, silahkan giliran yang lain”, dia memandangku dengan senyum meremehkan.
Secepatnya aku mencabut flashdisc dari laptopnya dan berlalu meninggalkan mejanya. Persetan aku sangat muak melihatmu sok jumawa teriak suara hatiku.
“Oke,wah bagus sekali kamu selalu bisa membuat saya terkesan, karyamu diterima…”, dia kembali berbicara di depan kelas, hingga membuatku mendongakkan kepala setelah sibuk mengirimkan sms kepada Tya tentang kejadian yang membuat darahku naik ke ubun-ubun di kelas fotografiku.
Di depan kelas kulihat Ali tersenyum puas. Disebelahnya kulihat dia menepuk-nepuk pundak Ali. Kulirik layar monitor besar di depan kelas, ada empat buah foto milik Ali yang telah diterima. Sementara aku baru satu buah dan ujian tinggal minggu depan.
Beberapa menit setelah Ali selesai presentasi kelas usai. Bergegas kutinggalkan kelas dengan perasaan yang bercampur aduk, aku marah,kecewa, dan muak dengan nya. Tak peduli dengan Robert yang mensejajari langkahku.
“Seharusnya kamu protes sama dia kalau keputusannya tak bisa kamu terima”, Robert berhasil berjalan di sampingku.
Aku menatapnya dan menghembuskan nafas beratku tepat di wajahnya.
“Kamu pikir, aku bisa mengubah keputusannya? Aku hanya akan buang-buang energi, kamu tahu kan aku selalu mempertahankan pendapatku selama ini,dan apa hasilnya? Tak ada! Dia malah semakin mempersulit dan menganggap aku siswanya yang paling tak bisa diatur”, setengah berteriak aku meluapkan semua rasa kecewaku.
“ Sabar Ra, mungkin kamu harus mencoba lagi…” Robert meninggalkanku menuju ruang BEM.
Aku mengangkat bahu dan tetap berjalan menuju parkiran. Pasti,aku pasti mengulang, kan itu yang sebenarnya di inginkannya, dia ingin menunjukkan betapa berkuasanya dia, dan bahkan seorang Rara pun tak mampu menaklukkannya.

Aku sampai di kost dan menghempaskan tubuhku di kursi plastik yang ada diberanda bu kostku. Aku masih ingat sekali, dulu kami begitu dekat, bukan kedekatan mahasiswa dengan dosennya, tapi lebih dari itu. Seperti dua orang sahabat yang saling melengkapi,walaupun pada dasarnya kami mempunyai banyak pendapat yang berbeda,tapi selama itu kami bisa mengatasi semua perbedaan, masih segar dalam ingatanku ketika kami berdua mendiskusikan tema dan tata letak sebuah majalah promosi milik pemerintah yang kami kelola bersama. Kami selalu mendiskusikannya dengan penuh semangat, di kantornya, di rumahnya,di pustaka wilayah atau di kampus jika ada waktu senggang. Kedekatan nya dengan ku membuat kecemburuan banyak siswa,bahkan Tya sahabatku di Mapala pernah protes padaku karena aku jarang berkumpul lagi dengan mereka.
“Ra, minggu besok kita mau mengadakan acara sanitasi air, kamu kok jarang ikut rapat, padahal kamu tim kreatif di Mapala,” Tya menginterogasiku suatu sore dirapat harian Mahasiswa Pecinta Alam kampusku.
“Ya,maaf Tya aku masih sibuk mengurusi majalahku, aku janji deh akan membagi waktuku biar bisa datang ke rapat Mapala,” aku mencoba meyakinkan Tya.
Sampai akhirnya majalah yang kami kelola hampir dicetak, tentu saja aku senang, itulah kali pertama aku menjadi layouter di sebuah majalah. Bayangkan, seorang Rara Saraswati berasal dari SMA di sebuah desa kecil Indragiri berhasil masuk dalam keredaksian sebuah majalah promosi milik pemerintah. Dan itu semua atas rekomendasi dia. Seseorang yang tanpa sengaja menemukan aku di sebuah kompetisi desain grafis yang diadakan media massa tempatnya bekerja sebagai kabag fotografi.
“ Saya lihat hasil desain kamu bagus, apakah kamu bersedia bergabung dengan majalah milik media kami. Kami sedang membutuhkan seorang layouter”, sapanya, setelah usai penjurian.
“ Tapi karya saya kan bukan yang terbaik…” protesku
“Percayalah kamu akan menjadi lebih baik jika sudah benar-benar terjun ke dunia kerja,” ungkapnya meyakinkanku.
Akhirnya aku menyetujui dan bergabung dengan majalah promosi tersebut. Dan yang lebih mengejutkan ternyata dia dosen fotografi di kelas komunikasiku. Dia dosen baru menggantikan pak Har, dosen fotografi yang harus tugas belajar di Eropa. Dan hari-hariku nyaris sempurna, dengan dosen yang bersahabat, teman-teman kampus yang baik, serta teman-teman di Mapala yang pengertian. Sampai suatu ketika…
“ Ra, majalah kita sudah selesai cetak, tapi pay kamu belum keluar…” ungkapnya suatu hari ketika bertemu denganku dikampus.
“Oh ya…kenapa?” tanyaku.
“ Karena redaksi banyak yang kecewa dengan hasil kerja kamu, sepertinya masih kurang optimal, jadi mereka masih memikirkan berapa pay yang akan kamu terima…” jawabnya.
Aku memandangnya tak mengerti. Mengapa baru bicara sekarang kalau kerjaku tak memuaskan?
Aku hampir saja mengungkapkan rasa tak percayaku.
“Wah saya tidak bisa lama-lama dikampus, ada yang harus dikerjakan dikantor, Rara, edisi selanjutnya sedang dilengkapi foto dan beritanya, nanti kalau sudah mau di layout saya kabari saja kamu,” Dia seperti terburu-buru mengemasi ransel dan kamera digital SLR nya.
“Jadi saya yang akan mengerjakan edisi berikutnya?” tanya ku tak mengerti.
Dia mengangguk.
“Tapi…”
Dia sudah pergi dan tak melihat ekspresi wajahku. Aku mengangkat bahu. Apa sih maksudnya?
***
Hari- hari berikutnya seolah tak pernah terjadi apa-apa antara aku dan dia, dia tetap mengajar fotografi dan aku tetap menjadi siswanya yang paling rajin. Tapi ada yang berubah, dia semakin acuh padaku. Dan ketika aku mengajukan pengunduran diri dari tim keredaksian majalah promosi tersebut dia terlihat sangat marah.
“ kamu benar-benar tidak punya komitmen dalam pekerjaan…” ujarnya.
“Maaf pak, saya sibuk akir-akhir ini karena kegiatan Mapala, lagipula Bapak bisa mencari orang yang lebih berdedikasi daripada saya,” aku\memberanikan diri mengungkapkan alasanku. Selama ini aku telah menganggapnya sebagai sahabatku tetapi ternyata dia mencari-cari alasan untuk mengambil keuntungan dariku.
Ya, aku tahu semuanya, aku berhasil mendapatkan informasi bahwa majalah promosi itu mendapatkan dana yang besar dari pemerintah, dan pimpinan redaksi saja mengaku bahwa ia puas melihat hasil kerjaku. Tapi mengapa ia membohongiku?

“huh…”, aku menghempaskan nafas berat.
“ Sudah hampir satu jam aku melamun di beranda, kulirik jam di layar handphoneku. My God aku telat untuk pergi ke rapat Mapala. Menyesal tadi tidak langsung saja ke base camp selesai kuliah fotografi tadi.Dengan terburu-buru aku kembali lagi ke kampus dan mendapati rapat sudah dimulai beberapa menit yang lalu.
“Rara kamu terlambat…” ucap Tya.
Aku hanya mengangguk dan ,mengambil tempat duduk di basecamp. Bersiap menyumbangkan ide untuk kegiatan gotong royong massal dengan masyarakat disekitar kampus.
Usai rapat, aku masih didalam basecamp ketika Tya memanggilku untuk keluar.
“Ada yang ingin bertemu kamu Ra,” ucapnya.
“Siapa?” balasku
“Dosen Fotografi kamu…”
“Katakan aku sedang sibuk”
“ Lho kamu kan nggak sedang ngerjain apa-apa”, Tya memandangku dengan heran.
“Sampaikan saja apa kataku padanya,”
Senja telah hampir berganti dengan malam. Aku mengemasi barang-barangku, karena aku tak berniat untuk menginap di basecamp. Lagipula semua anak-anak telah pulang meninggalkan aku yang masih berkutat dengan komputer untuk mendesain spanduk acara. Ku pikir daripada aku bengong sambil menunggu orang yang ingin bertemu denganku,lebih baik aku melakukan sesuati yang berguna.Ku kunci basecamp dan beranjak dari pintu untuk menitipkan kuncinya kepada penjaga kampus. Tiba-tiba sebuah suara memanggilku.
“ Ra, aku minta maaf…”
Aku terkejut dan menoleh pada suara tersebut. Aku seperti tersengat listrik melihatnya masih menungguku hingga aku keluar dari basecamp.
“Seharusnya kita tak perlu bermusuhan seperti ini, aku tahu kamu tadi pasti sangat marah sekali padaku, maafkan aku Ra, sepertinya aku harus jujur padamu, dan menjelaskan semuanya…”
Aku semakin tak mengerti,aku marah padanya? Itu sudah pasti, tapi kalau dia mau jujur, jujur tentang apa,bukankah sudah jelas kalau aku tidak mendapatkan fee apa-apa dari kerjaku dimajalah promosi itu, dan aku sudah tak mempermasalahkannya.
“Jujur? Tentang apa?” kataku ragu, ah…dia kembali berkata “aku kamu” seperti ketika kami masih dekat.
“Aku mencintaimu Ra…dan aku mencoba mengenyahkan semua perasaanku dengan berbagai cara,salah satunya dengan membuatmu membenciku, karena aku tak ingin mengecewakan Tania, tunanganku,” Dia mengatakannya dengan pelan.
Kembali aku seperti tersengat listrik untuk yang kedua kalinya. Bahkan kali ini lebih dahsyat,sehingga nyaris membuatku limbung.
Tapi…”,
“Dan ternyata aku tak mampu menjauh dari kamu, perasaanku tetap memilihmu,bahkan aku memutuskan pertunanganku dengan Tania,” lanjutnya.
Apa-apaan ini apa dia sudah tidak waras batinku.
“Maaf saya buru-buru…”kataku sambil berlari meninggalkannya.
Dia menatapku hampa dan aku tak peduli. Sepanjang perjalanan pulang aku digayuti rasa tak percaya, huh jadi itu alasannya selama ini dia selalu membuatku marah, lalu tentang tunangannya? Aku tertawa geli mengingatnya.
Amrizal Fahri, dia masih sangat muda untuk ukuran seorang dosen, Baru setahun yang lalu lulus sebuah Institut Seni di Jogjakarta, lalu kembali ke Pekanbaru untuk mendarmabaktikan ilmunya, tapi yang ada malah jatuh cinta padaku.


Asrul Rahmawati
#pppeepp aku sudah mengirimkan cerpen ini ke sebuah majalah tapi nggak dimuat,hmm menyebalkan,

Chosen Silence

Twilight love incarnates
In the row of thatch
My time, your time
Eroded by the age period
Timeless ...
And love sprawl
On the steep hills barren
There is infinite sadness
Skinning past stories
Until whenever
I have chosen quiet here
In the harbor of my soul.

Asrul Rahmawati
#Terinspirasi sama kesendirian demi sebuah perjuangan menuju keseuksesan (brrhh,,,alay)

Sabtu, September 04, 2010

Gemerisik Hati

Hmm...tiba-tiba langsung speechless ketika melihat fb nya, ada yang berubah disana,statusnya nggak lagi lajang, aku sudah menduganya tapi tak urung aku tersenyum kecut,aku menertawakan diriku sendiri. Dimana aku saat itu? Dimana aku saat hal itu terjadi, saat dia mengungkapkan perasaannya pada gadis stikes itu?.

Duniaku membuat aku harus jauh dari kehidupannya. Biar bagaimana pun dia bukan orang yang layak menempati ruang hatiku, meski sesaat aku merasa dia adalah orang yang tepat, meskipun orang-orang sekelilingku saat itu begitu mendukung. Tapi itu fatamorgana kami begitu berbeda, dia hanya parasit bagiku, dia mencoba memanfaatkan keberadaanku untuk memperkuat pollingnya disebuah kontes, kebetulan dua kali ia ikut kontes-kontes musik dan aku selalu berada di tim yang mengadakan acara.

Tapi tak urung ada yang bergetar juga dihatiku melihat kenyataan ini,jealous? nggak sih, tapi siapapun pasti merasakan sesuatu yang tak biasa ketika seseorang yang pernah dekat dengan kita tiba-tiba berstatus baru.Byangin guys..status nya nggak lagi lajang,dan kamu nggak bakal bisa lagi saling menertawakan malam-malam minggu yang selalu kamu habiskan berdua bersamanya meski hanya lewat telepon. Setidaknya ada juga hal yang kurang di hidupmu.

Dunia ku selalu penuh semangat, hari-hari yang penuh kompetisi dan membutuhkan keterampilan keika harus meliput berbagai fenomena lingkungan tak urung membuatku melupakan dia. Dia tak lagi menjadi prioritas penting di setiap daftar telepon atau sms ku. Tetep saja anak-anak GSJ lebih penting dari apapun. Bahkan nama dia di phonebook ku pun telah ku ganti dengan forbidden,bertanda aku tak boleh menghubunginya. Untuk menghapusnya aku tidak punya kekuatan.Aku sudah menyadari sejak lama jika mengenalnya takkan menjanjikan apa-apa.Lagipula dia bukan orang penting yang harus selalu di akrabi. Dia bukan pemenang di setiap kontes yang di ikuti. Bahkan penampilannya berantakan, meski wajah cakepnya selalu bisa menutupi kekurangan penampilannya.

Aku pernah mengenalnya,tapi mungkin lebih baik jika sekarang aku tiba-tiba amnesia dengannya,tiba-tiba aku benar-benar tidak ingat padanya. Masalah dia mau ingat padaku atau tidak kupikir itu bukan urusanku. Aku cukup bahagia dengan semua yang kujalani saat ini. Aku ingin terus menjadi lebih baik di bidangku. Aku ingin menjadi seorang yang professional di jurnalistik, ada keinginan juga untuk mempelajari editing film semoga saja itu terlaksana. Satu hal lagi aku ingin lebih banyak memperbaiki fotografiku. Gilee tu makhluk memang benar-benar gampang-gampang susah, nggak bisa asla jepret.Harus memakai posisi yang tepat dan aku juga harus banyak mengasah naluri...

Bravo Dk,selamat atas kemenanganmu...
Thanks untuk malam-malam yang pernah kamu sisihkan buat aku.
semoga pilihanmu tidak salah dan kamu dan tim mu bisa kembali percaya diri untuk menjadi band yang tangguh..
may god bless you!

Kamis, September 02, 2010

Taman sebagai Pendingin Bangunan

Betapa menyenangkannya memiliki rumah yang asri. Dengan halaman yang luas, tertata baik serta artistik. Wah, saat menunggu berbuka puasa jadi tambah menyenangkan dengan taman yang sejuk dipandang mata.
Taman merupakan komponen penghijauan yang sangat penting, karena keberadaan taman di sekitar rumah dapat mengalirkan suhu yang sejuk ke dalam rumah. Namun agar terjadi aliran udara sejuk, taman tidak cukup hanya pada satu posisi saja. Umumnya rumah hanya memiliki taman di area depan saja.
Lebih baik jika dapat menyediakan taman di sekeliling bangunan rumah kita. Tetapi jika luas lahan rumah terbatas, dapat disiasati dengan penempatan taman di belakang atau di tengah bangunan. Taman sebaiknya ditanami pohon. Karena kerindangan pohon menyebabkan penurunan suhu udara. Sehingga udara dapat bergerak dengan adanya perbedaan suhu dan kepadatan massa udara.
Kombinasi penataan taman dengan tanaman peneduh ini akan menghasilkan aliran udara yang dapat dimanfaatkan sebagai penyejuk alami rumah kita. Selain itu pohon juga lebih banyak menyerap karbon sehingga menyebabkan udara lebih segar karena karbon yang banyak dihasilkan manusia digantikan dengan oksigen yang dihasilkan oleh pohon.
Nah, selain ditanami tanaman peneduh, jenis penutup taman juga memegang peranan penting dalam penurun suhu dan resapan air hujan. Sehingga penutup taman ini dapat kita bagi menjadi dua jenis utama, yaitu jenis yang memiliki tingkat resapan air hujan tinggi dan pantulan panas rendah, jenis ini bisa berupa rumput ataupun grass block. Sedangkan jenis yang kedua yang memiliki resapan air hujan rendah dan pantulan panas tinggi, jenis ini bisa berupa paving block dan semenisasi dengan beragam pilihan komponen estetika seperti keramik, granit, batu alam dan batu koral.
Ada perbedaan yang cukup signifikan diantara dua jenis penutup taman ini. Jika menggunakan jenis pertama, sebagian panas dan cahaya yang jatuh akan diserap sehingga yang dipantulkan ke bangunan disekitarnya akan berkurang.Tampilannya terlihat lebih segar namun butuh perawatan berkala, seperti pemotongan rumput setiap satu atau dua bulan sekali. Atau dapat disiasati dengan alternatif menarik yaitu dengan menanam rumput gajah mini yang tidak begitu sering memerlukan pemotongan. Selain itu, jenis penutup pertama ini memiliki resapan yang tinggi terhadap air hujan.
Jika menggunakan penutup jenis kedua, panas yang diserap sangat kecil dan sebagian besar akan memantul ke bangunan rumah kita yang akan ikut memanaskan suhu bangunan. Selain itu jenis ini tidak memberi kesempatan bagi air hujan untuk masuk ke dalam tanah, tetapi langsung mengalir ke selokan. Bahkan jika menggunakan paving block, dari satu meter persegi paving block hanya lima persen area yang dapat dilalui oleh air hujan untuk mencapai tanah melalui celah pertemuan unit paving block
Tapi ada satu alternatif lagi yang lebih menarik. Yups, dengan mengkombinasikan kedua jenis penutup taman ini. Di antara susunan paving dapat dibuka satu unit paving dan ditanam rumput, penataan ini dapat diulang-ulang sehingg terbentuk pola kombinasi antara paving dan rumput. Atau dengan membuat blok-blok semen berukuran 40 x 40 cm dan disusun dengan jarak 10-15 cm. Celah 10-15 cm ini dapat ditanami dengan rumput.
Apalagi jika ditambah kolam ikan dan air mancur ditengahnya. Wah dijamin kita akan betah berlama-lama di taman tersebut.Jika tamannya sering diinjak-injak atau dilewati kendaraan ada baiknya rumput yang ditanam tadi adalah rumput gajah karena lebih tangguh dibanding jenis rumput yang lain. Satu langkah kecil tapi akan menimbulkan dampak yang besar bagi kelestarian bumi kita.(Asrul Rahmawati)

Rumah Segar dengan Bouven Lich

Setiap rumah pasti selalu memiliki jendela, tetapi memiliki ventilasi yang memadai, hmm tidak semua rumah memilikinya. Lalu apa bedanya mempunyai jendela dengan memiliki ventilasi, bukankah jendela juga di sebut ventilasi?.
Oke, kita bahas satu persatu, jendela memang disebut juga ventilasi tapi jendela tidak selamanya terbuka, ketika malam jendela pasti ditutup, so sirkulasi udara tetap berputar-putar di ruangan tanpa bisa keluar masuk. Berbeda dengan ventilasi atau Bouven Lich(lubang angin-red).
Biasanya lubang angin ini terletak diatas jendela.
Bouven Lich ini ada yang berbentuk celah kecil untuk keluar masuk udara namun ada juga yang terbuat dari kaca. Jika dibuat dari kaca sudah pasti udara tidak bisa keluar masuk, kecuali jika memakai kaca yang dipasang dua sisi. Sisi luar dan sisi dalam, lalu posisi dua kaca tersebut juga tidak boleh sama, yang dibagian dalam misalnya, tidak boleh sama tinggi dengan yang dibagian luar atau sebaliknya. Sehingga memungkinkan udara dapat menyelinap masuk ke dalam ruangan.
Namun banyak orang yang membuat jendelanya tampak lebih menarik tanpa menghiraukan letak Bouven Lich. Misalnya dengan memasang gorden dan daun jendela sampai menutupi Bouven Lich. Lalu bagaimana solusinya?. Apakah kita tidak boleh menutupi jendela dengan gorden atau memasang daun jendela?. Tentu saja tidak.
Jadi solusinya, beri jarak antara kusen jendela dengan Bouven Lich. Misalnya diatas jendela kita beri jarak 20-30 cm agar tidak mengganggu pemasangan gorden dan daun jendela. Bisa juga kita pisahkan Bouven Lich dengan jendela. Sebenarnya Bouven Lich lebih tepat dibuat di bagian bawah bangunan. Bouven Lich bisa dibuat di dinding bangunan sepuluh cm dari atas lantai. Udara akan lebih segar jika berputar dari bawah ke atas.
Untuk mengantisipasi masuknya serangga atau binatang berbahaya, kita bisa menutup lubang tersebut dengan kawat, bisa kawat ayam atau kawat nyamuk. Perhatikan juga daerah luar di sekitar lubang angin tersebut. Jangan sampai lubang angin tersebut berada di sekitar saluran parit atau saluran pembuangan air kotor. Selain bau, biasanya ditempat-tempat tersebut banyak binatang kecil dan serangga berdiam diri. Dan udara yang masuk kedalam lubang angin sudah dipastikan akan berbau tak sedap juga.
Untuk menghasilkan udara yang segar, di sekitar bangunan ada baiknya juga jika ditanami dengan bunga melati, lavender atau tanaman serai. Selain baunya juga harum, tanaman seperti serai juga bisa mengusir nyamuk. Dengan Bouven Lich rumah kita jadi tambah segar,lebih sejuk dan mengurangi penggunaan Air Conditioner(AC). Memakai kipas angin saja sudah dingin,kenapa harus pakai AC. Selain lebih ramah lingkungan, ini juga merupakan satu lagi langkah kecil untuk mengurangi pemborosan energi. (Asrul Rahmawati)

Hehe ini hasil diskusi ku dengan bg dedi,salah satu arsitek di Pekanbaru yang peduli dengan Green Arsitektur...

Sabtu, Agustus 28, 2010

saturday shop

Malam minggu,seperti biasa di kantor. Kadang membosankan sih,apalagi ramadhan seperti ini aku seharusnya tarawih di masjid dekat kost.Tapi ya sudahlah ini adalah sebuag pilihan.Siang tadi seperti biasa aku merasa dehidrasi karena cuaca Pekanbaru sangat menyengat, ditambah harus lari-lari diantara orang-orang yang menyemut di Ramayana.Yups...benar,tadi siang aku memang ke sana dengan Rea. Rea beli sepatu dan aku menepati janjiku kepada sepupu untuk mengabulkan permintaannya setahun yang lalu.T-shirt putih ukuran xl.

Dan sudah bisa ditebak aku terlambat sampai dikantor, setengah empat sore aku baru sampai, syukur makhluk jumbo penanggung jawab halaman minggu belum datang, so aku nggak sempat kena sindiran-sindiran "nan menusuk jantung" nya.Nggak tahu kenapa dia selalu mencari-cari kesalahanku.Apa karena aku merampok uang 3 jutanya ya?
hahaha kan waktu itu dia sendiri yang memberikannya dengan wujud compac p4,dan sekarang benda itu sudah lenyap berganti dengan HP mini yang seharga sama but kubeli dengan uangku sendiri, compac itu kan udah bobrok,kena virus mulu and lola,jadi ya...udah ku singkirkan jauh-jauh(gak akan pernah bisa kembali).

ups...udah deh nggak usah ngomongin dia lagi,ntar malah jadi nggosip,denger-denger beliau mau menikah lagi,aku saaaaangat bersyukur,karena aku terbebas dari rasa ga bersahabatnya.gila juga tu orang tua-tua keladi,nggak tahu statusnya udah cerai apa belum dengan isterinya eh denger-denger mau nikah lagi.Hiks..huuueeek aku denger dia nelfon pacarnya geli juga,sok-sok mesra,nggak ingat umur apa..hahaha..(secara dia duduk berseberangan dengan mejaku).Dasar kepala udah putih semua masih juga suka daun-daun muda...

Rabu, Agustus 25, 2010

Bubar bersama Riau Pos Group

Waaahh,hari ini suasana dikantor ramai banget..ada apa ya?
yups bener sore ini tepatnya Rabu tanggal 25 agustus, Ramadhan ke 15.
"waah nggak terasa cepet sekali ya waktu berjalan,"ungkap kak dewi,teman satu kerjaku.
ya begitulah detik2 menuju kemenangan telah diambang mata, 15 hari lagi adalah waktu yang tidak lama. Aku menghela nafasku and balik deh kita cerita masalah bubar di riau pos.
Begini, ketikaacara bubar tu yang diundang banyak banget,makanya H-2 sebelum bubar pun tenda-tenda sudah disiapin.Hari ini aja mulai aku datang jam 4 tadi udah rame banget.
oh ya aku mau bilang nih,aku sebenarnya bersalah karena menghapus semua file di asfotori di U nya kompi riau pos,hehehe aku pikir itu data-data yang kemarin jadi udah waktu y pembersihan, kiranya masih dicari-cari sama kak keny..
waah untunglah doski ga marah2 sama aku, kalau sempet tau aku pelakunya pasti udh ngamuk2 dia.
daaah aku buka dulu ya.....

Rabu, Agustus 18, 2010

Maunya menang sendiri

AKu tetap masih seperti kemarin, ingin menceritakan hari ku hari ini, ada kejadian menjengkelkan nih guys...
Diawali dengan dering handphone pukul 09.14 WIB, nama GSJ Tya terpampang di layar HPku. Dengan sikap ditegar-tegarkan(agar tak kelihatan bangun tidur kuangkat telepon nya)
"Halo...," ucapku
"Halo Ul,jangan lupa kita hari ini ketemu mas Dedi,jam sepuluh di puswil," jawab suara diseberang.
"Ok deh,jam sepuluh ya..."
"Jangan lupa bawa...," suara diseberang terputus karena sudah ku pencet tombol untuk mengakhiri telepon.
Ups...mau ngomong apa lagi ya dia,udah keburu kumatikan nih handphonenya. Dengan bergegas aku segera menuju kamar mandi dan mencoba menghilangkan rasa kantukku.Setelah itu kupacu Honda Grand ku menuju Pustaka wilayah. Sampai disana kucari-cari tak ada sosok Tya maupun bg Dedi, ya sudahlah kutunggu saja di Kimteng,kafe yang berada di dalam puswil, kendati kafenya tutup tapi kursi-kursinya masih dibiarkan untuk diduduki pengunjung.
Kubuka laptop,dan beberapa menit kemudian tampak Tya menuruni tangga dari lantai satu(aneh dipuswil tu ada lantai dasar dan lantai satu).
Seperti biasa kami sudah tenggelam dalam koran-koran yang dibawa Tya,sambil mendiskusikan beberapa karya sastra,lebih tepatnya sih mengkritik,hehe...
Kemudian aku kembali asyik mengotak-atik laptopku.
"Tya mau ngetik dong Ul...,"pinta Tya mengangetkanku.
Lhah masak aku yang punya dia yang mau make,selalu begitu,kalau untuk ngerjain sesuatu yang urgent banget sih ga papa,tapi ini kan aku lagi mau make,gak lihat apa,
"ntar buk, lagi connect in wifi nya nih,"jawabku.
Dia pun terdiam. Syukur ucapku dalam hati. Luar biasa sih anak yang satu ini,sudah kuteliti selama satu tahunan,suka seenaknya aja, menyita barang orang yang seadng digunakan, kadang-kadang pena,kadang notes, hal-hal kecil dan remeh sih,tapi gak urung hal-hal seperti itu sangat menyebalkan.
Ingin sih suatu hari nanti dia dapat menyadari kelakuannya dan mulai berubah dengan menghargai perasaan orang lain.Aku sering mendoakan nya agar dia mau mengerti tapi entah kapan Allah mengabulkannya. Aku bukan tipe orang yang bisa menyakiti orang lain dengan menegurnya secara langsung. kecuali aku benar-benar marah.
oke...lanjut deh ceritanya...

Setelah bang Dedi datang, kami mulai mendiskusikan tentang Green Arsitektur, tentang manfaat menampung air hujan dengan cara membuat talang dan memanfaatkan halaman sampai tata letak taman.
oh ya beberapa menit sebelum bang Dedi datang Tya memintaku untuk menggantikannya menulis laporan hasil diskusi ini. Dan aku menyetujui nya.
So,begitu bang Dedi datang dan diskusi dimulai laptopku pun berpindah tangan kepadanya, buueewwh alamiah sekali ya,karena aku meraih notes dan pena untuk mencatat hasil diskusi, eh dia meraih laptopku.
Begitulah dst..dst.. Diskusi usai dabn bang Dedi pamit. Ketika kuraih kembali laptopku,kulihat...ya ampun Tya ternyata buka fb..
nah lho?! katanya mau ngetik,ngetik apaan,ngetik di chat room?
Kan aku sudah bilang,kadang-kadang anak yang satu ini menyebalkan itu belum seberapa kalau kamu ikuti terus kisahnya setelah ini...

oke,singkat cerita ketika waktu teloah menunjukkan pukul 13.16 kami bergegas untuk berangkat ke Riau Pos untuk Traning of Trainer bersama kak Novi.But,karena Tya gak bawa helm maka kami menuju kost ku dulu untuk menjemput helm, namun di perjalanan kami melewati toko ponsel dan teringat bahwa beberapa hari yang lalu Ria meminta tolong untuk membawa handphone nya berobat kesana.
Maka ketika sampai ke kost aku mengangsurkan helm biru lama ku padanya agar selamat dari razia polisi di sepanjang jalan nangka, aku sendiri mengambil helm baru SNI dari acara kampanye lalu lintas kemarin. kemudian kami melaju ke Riau Pos,eh ya mampir dulu ke toko ponsel, dan kami melanjutkan perjalanan.Jejejejejeje...

Sampailah di Riau Pos, kami sudah terlambat karena harus shalat dulu di mushalla, huh lagi-lagi si Tya sih menolak kuajak shalat diruang rapat. Al hasil kami mendapat ceramah panjang kak Novi.
"kalian ini luar biasa,buat jadwal kemarin setengah satu,telat,lalu kalian usul jam 2,oke kakak setuju,masih juga telat,kapan kalian bisa bertanggung jawab sama waktu,bagaimana mau menjadi trainer kalau kalian ga konsisten sama waktu," begitulah kira-kira ringkasan pidato kak Novi sambil menatap mata kami. Aku dan Tya hanya bisa diam,karena itulah jalan yang terbaik, semua orang juga tahu jika kak Novi tak pernah ingin disela jika sedang "memarahi orang".
Okelah akhirnya meski begitu,latihan di lanjutkan juga. Pertama-tama kami membenahi proposal yang dibuat Tya,dan...jreng..jreng...Laptopku dirampas lagi,dengan alasan lebih mudah dihubungkan dengan LCD.

Menyebalkan....
Apalagi ketika pulang si Tya menggondol helm SNI baruku dan meninggaljkan helm yang kupinjamkan padanya.Huh..dassar maunya main rampas aja,selalu ingin memakai yang terbaik...
Menyebalkan,salah satu gadis yang berperasaan batu granit yang pernah kutemui...

Kamis, Agustus 12, 2010

aku ingin bercerita

"Rintik..."
Selalu rintik judulnya,entahlah si Afra temanku di GSJ sudah mulai gila dengan rintiknya.Tiada tulisan yang melewatkan rintik, dia bilang banyak orang yang menyukai rintiknya.Aku juga suka sih sebenarnya dengan rintiknya. Tapi kalau badelau seperti itu sih lama-lama juga jadi kepengen gubrak...
Seperti tadi siang ketika bertemu dengan bang Dedi Ariadi seorang arsitek,hahaha sampai-sampai dia juga hafal dengan "rintik" nya si Afra.
Maaf...aku sebenarnya tidak tahu mau bercerita apa,aku hanya teringat sama "rintiknya" afra jadi deh postingan kali ini seperti sampah saja.yah biar aja,yang penting aku senang! apa urusanmu. Biar saja kamu bilang aku psikopat, apa pedulimu,toh kamu bukan siapa-siapa ku...
Sepertinya aku memang sudah mulai gila ya...

Malam Makin Larut

Waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Aku tidak tahu apa yang kutungu,aku hanya merasa berat untuk meninggalkan kantor. Hari ini kak Dewi teman sekantor yang biasanya pulang searah dengan ku sedang off.
Aku sedang berusaha merancang iklan untuk CGaF, tapi malah nggak ada sedikitpun yang ku kerjakan. Entah bad mood entah apa, Barusan mbak Sri malah menelfonku untuk minta tolong besok mengambilkan obat untuk mbak Ramlah. Aku mau kok bantuin tapi please deh aku sedang banyak urusan banget, aku harus belajar untuk presentasi hari senin nanti.
Aku tidak ingin penampilanku di TOT mengecewakan. Akuingin menjadi trainer juga.
tapi iklan CGaF ini,waduh,aku bener-bener nggak kreatif. Rasanya ingin berubah menjadi debu saja agar tak ada yang melihatku. Agar aku bisa berteriak,menangis atau jungkir balik. Ayo dong..ada nggak yah yang bisa kasih semangat untuk tetap berusaha menjadi yang terbaik. Ayo...wake up girl!kamu harus mandiri...
"Tapi aku capek,"! teriak nuraniku.
"Lalu kapan kamu bisa meraih mimpimu kalau perjuanganmu tidak maksimal seperti ini," ucap sisi lain hatiku.
"Iya...tapi seandainya ada yang meringankan sedikit bebanku..."
"kalau begitu berarti kamu belum bisa disebut mandiri dong kalau masih perlu bantuan orang lain untuk membangkitkan semangat..." potong sisi lain.
Nuraniku cemberut, ia bosan sekali dengan kehidupannya,
"Banyak hal yang lebih baik kamu syukuri daripada kamu caci maki,"tegas sisi lain.
"Tapi untuk sekali ini biarkan aku menikmati rasa patah hatiku," nuraniku masih ngotot.
"Whatever...jangan salahkan siapa-siapa kalau kamu hanya akan kecewa dan merasa kehilanga waktu yang berarti," sisi lain masih berusaha untuk meyakinkan nurani.
"Entahlah...," suara nuraniku mulai melemah.
Rasau Hijau