Rabu, September 29, 2010

Akibat membaca

Gila!
Guys...temen2 semuanya baru kali ini aku menyadari efek samping dari "membaca". Gara-gara aku menguliti blognya Raditya Dika plus blog entah siapa-siapa(aku lupa nama-nama mereka) yang jelas mereka blogger Bandung, aku jadi ngerasa terinspirasi banget untuk menulis,menulis dan terus menulis. Meskipun yang kutulis sebenarnya adalah hal-hal yang "biasa" banget dan sering kali curhatanku.
Klo dipikir-pikir sih mereka nggak lebih dari aku,masih muda,tampang biasa-biasa aja,nggak populer,tapi mereka bisa terus eksis nulis.Tampilan blog mereka sih ada yang keren ada juga yang biasa-biasa. Hmm aku mau jujur nih!(sambil menahan malu..)udah 3 tahunan aku punya blog tapi knapa yah nggak berhasil-berhasil upload foto di halaman(bukan foto profil yak)alasannya loading nya terlalu lama, aslinya entahlah mungkin akunya aja yang agak "nggak" pinter...:p
Trus semenjak hampir setahun yang lalu aku kenalan sama facebook,sepertinya aku terlalu banyak bergaul sama dia,artinya tiap hari aku selalu eksis di facebook,gara-gara kehadiran facebook aku nyaris membunuh blogku (wah..wah, aku mulai nyalahin makhluk lain nih, dosa gak ya??)atau akunya sendiri yang "males" gara-gara liat tampilan blog ku yang dari zaman bahuela sampe sekarang nggak pernah berubah.
Eh wah, aku jadi inget deh berita bagus yang disampein Teguh Budianto,salah seorang blogger pekanbaru yang juga finalis duta lingkungan,waktu hari minggu kemarin kami ketemu di car free day(hari bebas kendaraan yang di sepanjang jalan Diponegoro sampai Gajah Mada tiap minggu pukul 06.00 s/d 09.00). menurut keterangan Teguh,atau gara-gara dengerin keluhanku mangenai kondisi blogku yang mengenaskan, Teguh bersedia memberikan pelatihan "mengelola blogger" bagi anak-anak Green Student(pelajar/mahasiswa pecinta lingkungan), hari minggu besok di gedung Riau Pos(maklum memanfaatkan kantor yang lagi libur). Ternyata Green Student yang lain juga banyak yang setuju, alasannya mereka juga banyak yang ngeluh gara-gara blog Green Student gak pernah bisa ganti-ganti model(hehe akibat dari gaptek kali yak...).
So,klo dipikir-pikir si teguh Budianto tuh memang mirip lho sama Raditya Dika,sama-sama kurus kering,pake kacamata,trus klo ngomong juga sering asal tapi ngena dan gak bisa lepas dari humor cerdas. Hahahaha kok aku jadi ngomongin orang lain ya? But, ya sudahlah...biar aja aku gak ngomongin hal jelek tentang dia kok(kecuali yang kurus kering tadi kali ya...).
Oke guys...kita tunggu aja deh hari minggu saat pelatihan nanti,semoga aja aku tambah genius and gak nyia-nyia in blog ini lagi. Yuhuuu be smart girl!
You can do that...

Hari-hari penting di bidang Lingkungan Hidup :

10 Januari
Hari Lingkungan Hidup Indonesia
Hari pencanangan gerakan satu juta pohon.

2 Februari
Hari Lahan Basah Sedunia (konvensi Ramsar)

6 Maret
Hari Konservasi satwa liar

20 Maret
Hari Kehutanan Dunia

21 Maret
Hari Hening Sedunia

22 Maret
Hari Air Internasional

22 April
Hari Bumi (Earth Day)

22 Mei
Hari Keanekaragaman Hayati

31 Mei
Hari Tanpa Tembakau se Dunia

5 Juni
Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Environment Day)

14 Juni
Hari Samudera Dunia (Ocean Day)

17 Juni
Hari Memerangi Penggurunan Lahan dan Kekeringan Dunia

23 June
Hari Konvensi Bonn
Hari Konservasi Satwa Migran

Minggu ke II September
Clean Up The World Day

16 September
Hari Ozon Dunia

1 Oktober
Hari Habitat Dunia

4 Oktober
Hari Satwa Dunia (World Animal Day)

16 Oktober
Hari PAngan Dunia

5 November
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

16 November
Hari Konvensi Warisan Dunia

21 November
Hari Pohon

2 Desember
Hari Konvensi Ikan Paus

29 Desember
Hari Keanekaragaman Hayati Dunia

Senin, September 27, 2010

cerpen :Diujung Kebencian

Egois..., dia mematahkan argumenku sebelum aku mengeluarkannya dari kepalaku. Dia menolak lagi karya fotografiku hanya gara-gara tidak ada objek manusianya disana. Menyebalkan foto-foto ku selalu ditolaknya. Kadang-kadang tak habis pikir, alasannya untuk menolak foto-foto tersebut kadang sangat tidak masuk akal. Kemarin dia bilang fotoku sudah bagus tetapi ditolak hanya karena objek manusia di foto tersebut tidak menutup hidung,aneh kan? Masa’ sih aku harus merekayasa sebuah karya,lalu dimana letak alami yang selama ini dia anjurkan. Entah lah sejak awal dia masuk aku sudah merasa bahwa pemikiranku akan sangat berbeda dengannya. Menyesal sekali aku telah memberikan nilai plus padanya sebagai dosen di pengisian angket kemarin, ternyata dia sangat mengecewakan. Ujian tinggal seminggu lagi sementara foto yang seharusnya dibuat portofolio sebanyak 5 karya, baru kumiliki satu. Kapan aku harus hunting lagi, sementara puluhan foto yang kusodorkan padanya selalu ditolak dengan alasan yang dibuat-buat.
“ Seharusnya kalau kamu mengambil tema lingkungan harus ada manusia nya disana, karena lingkungan diciptakan dari manusia oleh manusia dan untuk manusia itu sendiri, jadi sangat demokratis kan,dan jika seandainya ada objek kucing atau anjing foto itu tetap saja tidak jadi menarik karena tidak ada manusinya”, ucapnya. Aku memandangnya nanar, bisa-bisa nya dia berpendapat seperti itu. Egois sekali dia pikir hanya manusia saja apa yang diizinkan hidup di dunia ini, lalu dimana hewan-hewan dan tumbuhan harus hidup, benar-benar tak punya perasaan.
“Rara! Kamu punya argumen untuk membantah atau meyakinkan saya?” tanyanya.
Aku menggeleng, dia memintaku berargumen dan mempertahankan pendapatku tentang karya foto ini? Aku menggeleng semakin kuat, bukankah tadi aku telah menjelaskan deskripsi foto tersebut beserta dampak-dampak dari keadaan didalam foto tersebut.
Whatever…kataku dalam hati, terserah kamu mau bilang apa!
“Oke, kalau kamu tidak ingin berkomentar, silahkan giliran yang lain”, dia memandangku dengan senyum meremehkan.
Secepatnya aku mencabut flashdisc dari laptopnya dan berlalu meninggalkan mejanya. Persetan aku sangat muak melihatmu sok jumawa teriak suara hatiku.
“Oke,wah bagus sekali kamu selalu bisa membuat saya terkesan, karyamu diterima…”, dia kembali berbicara di depan kelas, hingga membuatku mendongakkan kepala setelah sibuk mengirimkan sms kepada Tya tentang kejadian yang membuat darahku naik ke ubun-ubun di kelas fotografiku.
Di depan kelas kulihat Ali tersenyum puas. Disebelahnya kulihat dia menepuk-nepuk pundak Ali. Kulirik layar monitor besar di depan kelas, ada empat buah foto milik Ali yang telah diterima. Sementara aku baru satu buah dan ujian tinggal minggu depan.
Beberapa menit setelah Ali selesai presentasi kelas usai. Bergegas kutinggalkan kelas dengan perasaan yang bercampur aduk, aku marah,kecewa, dan muak dengan nya. Tak peduli dengan Robert yang mensejajari langkahku.
“Seharusnya kamu protes sama dia kalau keputusannya tak bisa kamu terima”, Robert berhasil berjalan di sampingku.
Aku menatapnya dan menghembuskan nafas beratku tepat di wajahnya.
“Kamu pikir, aku bisa mengubah keputusannya? Aku hanya akan buang-buang energi, kamu tahu kan aku selalu mempertahankan pendapatku selama ini,dan apa hasilnya? Tak ada! Dia malah semakin mempersulit dan menganggap aku siswanya yang paling tak bisa diatur”, setengah berteriak aku meluapkan semua rasa kecewaku.
“ Sabar Ra, mungkin kamu harus mencoba lagi…” Robert meninggalkanku menuju ruang BEM.
Aku mengangkat bahu dan tetap berjalan menuju parkiran. Pasti,aku pasti mengulang, kan itu yang sebenarnya di inginkannya, dia ingin menunjukkan betapa berkuasanya dia, dan bahkan seorang Rara pun tak mampu menaklukkannya.

Aku sampai di kost dan menghempaskan tubuhku di kursi plastik yang ada diberanda bu kostku. Aku masih ingat sekali, dulu kami begitu dekat, bukan kedekatan mahasiswa dengan dosennya, tapi lebih dari itu. Seperti dua orang sahabat yang saling melengkapi,walaupun pada dasarnya kami mempunyai banyak pendapat yang berbeda,tapi selama itu kami bisa mengatasi semua perbedaan, masih segar dalam ingatanku ketika kami berdua mendiskusikan tema dan tata letak sebuah majalah promosi milik pemerintah yang kami kelola bersama. Kami selalu mendiskusikannya dengan penuh semangat, di kantornya, di rumahnya,di pustaka wilayah atau di kampus jika ada waktu senggang. Kedekatan nya dengan ku membuat kecemburuan banyak siswa,bahkan Tya sahabatku di Mapala pernah protes padaku karena aku jarang berkumpul lagi dengan mereka.
“Ra, minggu besok kita mau mengadakan acara sanitasi air, kamu kok jarang ikut rapat, padahal kamu tim kreatif di Mapala,” Tya menginterogasiku suatu sore dirapat harian Mahasiswa Pecinta Alam kampusku.
“Ya,maaf Tya aku masih sibuk mengurusi majalahku, aku janji deh akan membagi waktuku biar bisa datang ke rapat Mapala,” aku mencoba meyakinkan Tya.
Sampai akhirnya majalah yang kami kelola hampir dicetak, tentu saja aku senang, itulah kali pertama aku menjadi layouter di sebuah majalah. Bayangkan, seorang Rara Saraswati berasal dari SMA di sebuah desa kecil Indragiri berhasil masuk dalam keredaksian sebuah majalah promosi milik pemerintah. Dan itu semua atas rekomendasi dia. Seseorang yang tanpa sengaja menemukan aku di sebuah kompetisi desain grafis yang diadakan media massa tempatnya bekerja sebagai kabag fotografi.
“ Saya lihat hasil desain kamu bagus, apakah kamu bersedia bergabung dengan majalah milik media kami. Kami sedang membutuhkan seorang layouter”, sapanya, setelah usai penjurian.
“ Tapi karya saya kan bukan yang terbaik…” protesku
“Percayalah kamu akan menjadi lebih baik jika sudah benar-benar terjun ke dunia kerja,” ungkapnya meyakinkanku.
Akhirnya aku menyetujui dan bergabung dengan majalah promosi tersebut. Dan yang lebih mengejutkan ternyata dia dosen fotografi di kelas komunikasiku. Dia dosen baru menggantikan pak Har, dosen fotografi yang harus tugas belajar di Eropa. Dan hari-hariku nyaris sempurna, dengan dosen yang bersahabat, teman-teman kampus yang baik, serta teman-teman di Mapala yang pengertian. Sampai suatu ketika…
“ Ra, majalah kita sudah selesai cetak, tapi pay kamu belum keluar…” ungkapnya suatu hari ketika bertemu denganku dikampus.
“Oh ya…kenapa?” tanyaku.
“ Karena redaksi banyak yang kecewa dengan hasil kerja kamu, sepertinya masih kurang optimal, jadi mereka masih memikirkan berapa pay yang akan kamu terima…” jawabnya.
Aku memandangnya tak mengerti. Mengapa baru bicara sekarang kalau kerjaku tak memuaskan?
Aku hampir saja mengungkapkan rasa tak percayaku.
“Wah saya tidak bisa lama-lama dikampus, ada yang harus dikerjakan dikantor, Rara, edisi selanjutnya sedang dilengkapi foto dan beritanya, nanti kalau sudah mau di layout saya kabari saja kamu,” Dia seperti terburu-buru mengemasi ransel dan kamera digital SLR nya.
“Jadi saya yang akan mengerjakan edisi berikutnya?” tanya ku tak mengerti.
Dia mengangguk.
“Tapi…”
Dia sudah pergi dan tak melihat ekspresi wajahku. Aku mengangkat bahu. Apa sih maksudnya?
***
Hari- hari berikutnya seolah tak pernah terjadi apa-apa antara aku dan dia, dia tetap mengajar fotografi dan aku tetap menjadi siswanya yang paling rajin. Tapi ada yang berubah, dia semakin acuh padaku. Dan ketika aku mengajukan pengunduran diri dari tim keredaksian majalah promosi tersebut dia terlihat sangat marah.
“ kamu benar-benar tidak punya komitmen dalam pekerjaan…” ujarnya.
“Maaf pak, saya sibuk akir-akhir ini karena kegiatan Mapala, lagipula Bapak bisa mencari orang yang lebih berdedikasi daripada saya,” aku\memberanikan diri mengungkapkan alasanku. Selama ini aku telah menganggapnya sebagai sahabatku tetapi ternyata dia mencari-cari alasan untuk mengambil keuntungan dariku.
Ya, aku tahu semuanya, aku berhasil mendapatkan informasi bahwa majalah promosi itu mendapatkan dana yang besar dari pemerintah, dan pimpinan redaksi saja mengaku bahwa ia puas melihat hasil kerjaku. Tapi mengapa ia membohongiku?

“huh…”, aku menghempaskan nafas berat.
“ Sudah hampir satu jam aku melamun di beranda, kulirik jam di layar handphoneku. My God aku telat untuk pergi ke rapat Mapala. Menyesal tadi tidak langsung saja ke base camp selesai kuliah fotografi tadi.Dengan terburu-buru aku kembali lagi ke kampus dan mendapati rapat sudah dimulai beberapa menit yang lalu.
“Rara kamu terlambat…” ucap Tya.
Aku hanya mengangguk dan ,mengambil tempat duduk di basecamp. Bersiap menyumbangkan ide untuk kegiatan gotong royong massal dengan masyarakat disekitar kampus.
Usai rapat, aku masih didalam basecamp ketika Tya memanggilku untuk keluar.
“Ada yang ingin bertemu kamu Ra,” ucapnya.
“Siapa?” balasku
“Dosen Fotografi kamu…”
“Katakan aku sedang sibuk”
“ Lho kamu kan nggak sedang ngerjain apa-apa”, Tya memandangku dengan heran.
“Sampaikan saja apa kataku padanya,”
Senja telah hampir berganti dengan malam. Aku mengemasi barang-barangku, karena aku tak berniat untuk menginap di basecamp. Lagipula semua anak-anak telah pulang meninggalkan aku yang masih berkutat dengan komputer untuk mendesain spanduk acara. Ku pikir daripada aku bengong sambil menunggu orang yang ingin bertemu denganku,lebih baik aku melakukan sesuati yang berguna.Ku kunci basecamp dan beranjak dari pintu untuk menitipkan kuncinya kepada penjaga kampus. Tiba-tiba sebuah suara memanggilku.
“ Ra, aku minta maaf…”
Aku terkejut dan menoleh pada suara tersebut. Aku seperti tersengat listrik melihatnya masih menungguku hingga aku keluar dari basecamp.
“Seharusnya kita tak perlu bermusuhan seperti ini, aku tahu kamu tadi pasti sangat marah sekali padaku, maafkan aku Ra, sepertinya aku harus jujur padamu, dan menjelaskan semuanya…”
Aku semakin tak mengerti,aku marah padanya? Itu sudah pasti, tapi kalau dia mau jujur, jujur tentang apa,bukankah sudah jelas kalau aku tidak mendapatkan fee apa-apa dari kerjaku dimajalah promosi itu, dan aku sudah tak mempermasalahkannya.
“Jujur? Tentang apa?” kataku ragu, ah…dia kembali berkata “aku kamu” seperti ketika kami masih dekat.
“Aku mencintaimu Ra…dan aku mencoba mengenyahkan semua perasaanku dengan berbagai cara,salah satunya dengan membuatmu membenciku, karena aku tak ingin mengecewakan Tania, tunanganku,” Dia mengatakannya dengan pelan.
Kembali aku seperti tersengat listrik untuk yang kedua kalinya. Bahkan kali ini lebih dahsyat,sehingga nyaris membuatku limbung.
Tapi…”,
“Dan ternyata aku tak mampu menjauh dari kamu, perasaanku tetap memilihmu,bahkan aku memutuskan pertunanganku dengan Tania,” lanjutnya.
Apa-apaan ini apa dia sudah tidak waras batinku.
“Maaf saya buru-buru…”kataku sambil berlari meninggalkannya.
Dia menatapku hampa dan aku tak peduli. Sepanjang perjalanan pulang aku digayuti rasa tak percaya, huh jadi itu alasannya selama ini dia selalu membuatku marah, lalu tentang tunangannya? Aku tertawa geli mengingatnya.
Amrizal Fahri, dia masih sangat muda untuk ukuran seorang dosen, Baru setahun yang lalu lulus sebuah Institut Seni di Jogjakarta, lalu kembali ke Pekanbaru untuk mendarmabaktikan ilmunya, tapi yang ada malah jatuh cinta padaku.


Asrul Rahmawati
#pppeepp aku sudah mengirimkan cerpen ini ke sebuah majalah tapi nggak dimuat,hmm menyebalkan,

Chosen Silence

Twilight love incarnates
In the row of thatch
My time, your time
Eroded by the age period
Timeless ...
And love sprawl
On the steep hills barren
There is infinite sadness
Skinning past stories
Until whenever
I have chosen quiet here
In the harbor of my soul.

Asrul Rahmawati
#Terinspirasi sama kesendirian demi sebuah perjuangan menuju keseuksesan (brrhh,,,alay)

Sabtu, September 04, 2010

Gemerisik Hati

Hmm...tiba-tiba langsung speechless ketika melihat fb nya, ada yang berubah disana,statusnya nggak lagi lajang, aku sudah menduganya tapi tak urung aku tersenyum kecut,aku menertawakan diriku sendiri. Dimana aku saat itu? Dimana aku saat hal itu terjadi, saat dia mengungkapkan perasaannya pada gadis stikes itu?.

Duniaku membuat aku harus jauh dari kehidupannya. Biar bagaimana pun dia bukan orang yang layak menempati ruang hatiku, meski sesaat aku merasa dia adalah orang yang tepat, meskipun orang-orang sekelilingku saat itu begitu mendukung. Tapi itu fatamorgana kami begitu berbeda, dia hanya parasit bagiku, dia mencoba memanfaatkan keberadaanku untuk memperkuat pollingnya disebuah kontes, kebetulan dua kali ia ikut kontes-kontes musik dan aku selalu berada di tim yang mengadakan acara.

Tapi tak urung ada yang bergetar juga dihatiku melihat kenyataan ini,jealous? nggak sih, tapi siapapun pasti merasakan sesuatu yang tak biasa ketika seseorang yang pernah dekat dengan kita tiba-tiba berstatus baru.Byangin guys..status nya nggak lagi lajang,dan kamu nggak bakal bisa lagi saling menertawakan malam-malam minggu yang selalu kamu habiskan berdua bersamanya meski hanya lewat telepon. Setidaknya ada juga hal yang kurang di hidupmu.

Dunia ku selalu penuh semangat, hari-hari yang penuh kompetisi dan membutuhkan keterampilan keika harus meliput berbagai fenomena lingkungan tak urung membuatku melupakan dia. Dia tak lagi menjadi prioritas penting di setiap daftar telepon atau sms ku. Tetep saja anak-anak GSJ lebih penting dari apapun. Bahkan nama dia di phonebook ku pun telah ku ganti dengan forbidden,bertanda aku tak boleh menghubunginya. Untuk menghapusnya aku tidak punya kekuatan.Aku sudah menyadari sejak lama jika mengenalnya takkan menjanjikan apa-apa.Lagipula dia bukan orang penting yang harus selalu di akrabi. Dia bukan pemenang di setiap kontes yang di ikuti. Bahkan penampilannya berantakan, meski wajah cakepnya selalu bisa menutupi kekurangan penampilannya.

Aku pernah mengenalnya,tapi mungkin lebih baik jika sekarang aku tiba-tiba amnesia dengannya,tiba-tiba aku benar-benar tidak ingat padanya. Masalah dia mau ingat padaku atau tidak kupikir itu bukan urusanku. Aku cukup bahagia dengan semua yang kujalani saat ini. Aku ingin terus menjadi lebih baik di bidangku. Aku ingin menjadi seorang yang professional di jurnalistik, ada keinginan juga untuk mempelajari editing film semoga saja itu terlaksana. Satu hal lagi aku ingin lebih banyak memperbaiki fotografiku. Gilee tu makhluk memang benar-benar gampang-gampang susah, nggak bisa asla jepret.Harus memakai posisi yang tepat dan aku juga harus banyak mengasah naluri...

Bravo Dk,selamat atas kemenanganmu...
Thanks untuk malam-malam yang pernah kamu sisihkan buat aku.
semoga pilihanmu tidak salah dan kamu dan tim mu bisa kembali percaya diri untuk menjadi band yang tangguh..
may god bless you!

Kamis, September 02, 2010

Taman sebagai Pendingin Bangunan

Betapa menyenangkannya memiliki rumah yang asri. Dengan halaman yang luas, tertata baik serta artistik. Wah, saat menunggu berbuka puasa jadi tambah menyenangkan dengan taman yang sejuk dipandang mata.
Taman merupakan komponen penghijauan yang sangat penting, karena keberadaan taman di sekitar rumah dapat mengalirkan suhu yang sejuk ke dalam rumah. Namun agar terjadi aliran udara sejuk, taman tidak cukup hanya pada satu posisi saja. Umumnya rumah hanya memiliki taman di area depan saja.
Lebih baik jika dapat menyediakan taman di sekeliling bangunan rumah kita. Tetapi jika luas lahan rumah terbatas, dapat disiasati dengan penempatan taman di belakang atau di tengah bangunan. Taman sebaiknya ditanami pohon. Karena kerindangan pohon menyebabkan penurunan suhu udara. Sehingga udara dapat bergerak dengan adanya perbedaan suhu dan kepadatan massa udara.
Kombinasi penataan taman dengan tanaman peneduh ini akan menghasilkan aliran udara yang dapat dimanfaatkan sebagai penyejuk alami rumah kita. Selain itu pohon juga lebih banyak menyerap karbon sehingga menyebabkan udara lebih segar karena karbon yang banyak dihasilkan manusia digantikan dengan oksigen yang dihasilkan oleh pohon.
Nah, selain ditanami tanaman peneduh, jenis penutup taman juga memegang peranan penting dalam penurun suhu dan resapan air hujan. Sehingga penutup taman ini dapat kita bagi menjadi dua jenis utama, yaitu jenis yang memiliki tingkat resapan air hujan tinggi dan pantulan panas rendah, jenis ini bisa berupa rumput ataupun grass block. Sedangkan jenis yang kedua yang memiliki resapan air hujan rendah dan pantulan panas tinggi, jenis ini bisa berupa paving block dan semenisasi dengan beragam pilihan komponen estetika seperti keramik, granit, batu alam dan batu koral.
Ada perbedaan yang cukup signifikan diantara dua jenis penutup taman ini. Jika menggunakan jenis pertama, sebagian panas dan cahaya yang jatuh akan diserap sehingga yang dipantulkan ke bangunan disekitarnya akan berkurang.Tampilannya terlihat lebih segar namun butuh perawatan berkala, seperti pemotongan rumput setiap satu atau dua bulan sekali. Atau dapat disiasati dengan alternatif menarik yaitu dengan menanam rumput gajah mini yang tidak begitu sering memerlukan pemotongan. Selain itu, jenis penutup pertama ini memiliki resapan yang tinggi terhadap air hujan.
Jika menggunakan penutup jenis kedua, panas yang diserap sangat kecil dan sebagian besar akan memantul ke bangunan rumah kita yang akan ikut memanaskan suhu bangunan. Selain itu jenis ini tidak memberi kesempatan bagi air hujan untuk masuk ke dalam tanah, tetapi langsung mengalir ke selokan. Bahkan jika menggunakan paving block, dari satu meter persegi paving block hanya lima persen area yang dapat dilalui oleh air hujan untuk mencapai tanah melalui celah pertemuan unit paving block
Tapi ada satu alternatif lagi yang lebih menarik. Yups, dengan mengkombinasikan kedua jenis penutup taman ini. Di antara susunan paving dapat dibuka satu unit paving dan ditanam rumput, penataan ini dapat diulang-ulang sehingg terbentuk pola kombinasi antara paving dan rumput. Atau dengan membuat blok-blok semen berukuran 40 x 40 cm dan disusun dengan jarak 10-15 cm. Celah 10-15 cm ini dapat ditanami dengan rumput.
Apalagi jika ditambah kolam ikan dan air mancur ditengahnya. Wah dijamin kita akan betah berlama-lama di taman tersebut.Jika tamannya sering diinjak-injak atau dilewati kendaraan ada baiknya rumput yang ditanam tadi adalah rumput gajah karena lebih tangguh dibanding jenis rumput yang lain. Satu langkah kecil tapi akan menimbulkan dampak yang besar bagi kelestarian bumi kita.(Asrul Rahmawati)

Rumah Segar dengan Bouven Lich

Setiap rumah pasti selalu memiliki jendela, tetapi memiliki ventilasi yang memadai, hmm tidak semua rumah memilikinya. Lalu apa bedanya mempunyai jendela dengan memiliki ventilasi, bukankah jendela juga di sebut ventilasi?.
Oke, kita bahas satu persatu, jendela memang disebut juga ventilasi tapi jendela tidak selamanya terbuka, ketika malam jendela pasti ditutup, so sirkulasi udara tetap berputar-putar di ruangan tanpa bisa keluar masuk. Berbeda dengan ventilasi atau Bouven Lich(lubang angin-red).
Biasanya lubang angin ini terletak diatas jendela.
Bouven Lich ini ada yang berbentuk celah kecil untuk keluar masuk udara namun ada juga yang terbuat dari kaca. Jika dibuat dari kaca sudah pasti udara tidak bisa keluar masuk, kecuali jika memakai kaca yang dipasang dua sisi. Sisi luar dan sisi dalam, lalu posisi dua kaca tersebut juga tidak boleh sama, yang dibagian dalam misalnya, tidak boleh sama tinggi dengan yang dibagian luar atau sebaliknya. Sehingga memungkinkan udara dapat menyelinap masuk ke dalam ruangan.
Namun banyak orang yang membuat jendelanya tampak lebih menarik tanpa menghiraukan letak Bouven Lich. Misalnya dengan memasang gorden dan daun jendela sampai menutupi Bouven Lich. Lalu bagaimana solusinya?. Apakah kita tidak boleh menutupi jendela dengan gorden atau memasang daun jendela?. Tentu saja tidak.
Jadi solusinya, beri jarak antara kusen jendela dengan Bouven Lich. Misalnya diatas jendela kita beri jarak 20-30 cm agar tidak mengganggu pemasangan gorden dan daun jendela. Bisa juga kita pisahkan Bouven Lich dengan jendela. Sebenarnya Bouven Lich lebih tepat dibuat di bagian bawah bangunan. Bouven Lich bisa dibuat di dinding bangunan sepuluh cm dari atas lantai. Udara akan lebih segar jika berputar dari bawah ke atas.
Untuk mengantisipasi masuknya serangga atau binatang berbahaya, kita bisa menutup lubang tersebut dengan kawat, bisa kawat ayam atau kawat nyamuk. Perhatikan juga daerah luar di sekitar lubang angin tersebut. Jangan sampai lubang angin tersebut berada di sekitar saluran parit atau saluran pembuangan air kotor. Selain bau, biasanya ditempat-tempat tersebut banyak binatang kecil dan serangga berdiam diri. Dan udara yang masuk kedalam lubang angin sudah dipastikan akan berbau tak sedap juga.
Untuk menghasilkan udara yang segar, di sekitar bangunan ada baiknya juga jika ditanami dengan bunga melati, lavender atau tanaman serai. Selain baunya juga harum, tanaman seperti serai juga bisa mengusir nyamuk. Dengan Bouven Lich rumah kita jadi tambah segar,lebih sejuk dan mengurangi penggunaan Air Conditioner(AC). Memakai kipas angin saja sudah dingin,kenapa harus pakai AC. Selain lebih ramah lingkungan, ini juga merupakan satu lagi langkah kecil untuk mengurangi pemborosan energi. (Asrul Rahmawati)

Hehe ini hasil diskusi ku dengan bg dedi,salah satu arsitek di Pekanbaru yang peduli dengan Green Arsitektur...
Rasau Hijau