Sabtu, Desember 31, 2011

31 Desember

Besok sudah nggak Desember lagi. Mulai besok sudah nggak ada tulisan 2011 di pojok kanan setiap catatan kecil saya di buku kuliah atau pun di kertas-kertas yang biasanya jadi korban kejahilan saya menuliskan apapun. Yaps besok tulisan itu sudah berganti jadi 2012.
Huh rasanya sentimentil sekali saya ya, :D seorang teman saya di facebook bilang
2011...2012...ah, itu kan cuma angka2
Hmm kalau dipikir secara gampang dan simple yah emang bener sih, tapi kalau di renungkan tetap saja ada yang terasa berbeda. Ada saat-saat yang tidak bisa diulang kembali, ada saat-saat yang begitu saja berlalu. sunyi, hilang dan tentu saja rindu.
yah tiba-tiba saya kehilangan kata-kata
*Happy new year..

Rabu, Desember 28, 2011

Ini Seperti Suasana Setelah Hujan

Senja ini kau temui aku dengan senyumanmu
Ah seharusnya aku senang melihatmu seperti itu
Hari ini kau mengisi seluruh ruang hatiku
Tapi mungkin tidak untuk besok
Tidak untuk lusa
Hari ini wangimu membayangi langkah perjalananku
Tapi esok wangi itu mungkin sudah tak kucium lagi
Sejukmu hari ini begitu mendekapku
erat seperti suasana setelah hujan
Tapi mungkin tidak esok
karena siapa yang tahu esok mentari membakar garang
Begitupun aku mungkin esok tak disini lagi
dan mungkin menemukan sosok baru yang mengisi ruang-ruang kosong ini
yang pasti kakiku tak henti melangkah
dan jika kau hanya diam
kau akan tertinggal jauh dibelakang
Meski jauh...jauh di relung jiwa ini
aku ingin kau tetap berjalan disampingku
Aku tak pernah ingin kau berharap padaku
pun aku juga tak boleh berharap banyak padamu


*Senja setelah hujan
disini tak ada bau tanah basah
hanya ada aspal bercampur debu. Basah.
@My
Office

Rabu, Desember 21, 2011

Saya, Ibu Saya dan tentang hari ini

Saya, adalah perempuan 20 tahun yang keras kepala, perempuan yang tidak ingin dikalahkan dengan laki-laki, and of course saya menyukai pemikiran-pemikiran feminis.
Ibu saya, perempuan yang pengalah, diam dan selalu berkata "ya" untuk saya. Apalagi menjelang saya dengan umur 20 ini. Sosok di ratusan kilometer sana, ia selalu berdoa untuk kebaikan saya. Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk membalas semua yang pernah ia berikan kepada saya, setidaknya untuk saat ini, saya belum bisa memberikan sesuatu yang membanggakan untuknya.
Tapi di hari ini saya ingin sekali mengucapkan terimakasih kepadanya.
Terimakasih ibu, telah mengantarkan saya sampai garis dimana saya berdiri saat ini, tak akan pernah saya seberani ini tanpamu.
Happy Mother's day...

Senin, Desember 19, 2011

Must be smile in all condition..

Sepertinya ini senin malam yang tidak seperti dugaan saya. Why? saya harus melewati midnight di kantor malam ini, karena temen yang biasanya masuk malam sedang cuti dan yang tugas gantiin tadi sore kabar terakhir lagi kecelakaan. Hmm... of course me! yah siapa lagi yang akan menghandle kerjaan ini kalau nggak saya kan?
Kerjaan saya sebenarnya gampang-gampang susah sih, if u do that everyday this is easy. Namun yang jadi masalah utama di sini adalah tingkah laku penghuni kantor ini kalau menjelang dini hari ini yang bikin saya kadang harus legowo. Bayangin aja pas lagi saya konsentrasi ngedit foto yang udah ditunggu-tunggu sama yang lain, orang di depan saya muter lagu dangdut kenceng-kenceng dari komputernya,sementara jarak kami itu cuma dibatasi komputer masing-masing. Udah gitu lagunya itu lhooo, lagu yang ada mendesah-desahnya, gilaak saya bisa matang diperam kalau kayak gini :(
Itu belum seberapa sih, yang disamping saya malah dari mulai datang jam setengah 9 nan tadi sampai hampir midnight ini muter film upin ipin terus dari komputernya, entah udah berapa episode yang dia tonton. Parahnya lagi, speakernya ituuu pas disamping saya
Agak-agak ribut iya juga, pasalanya tv kanto yang LED 21 inchi dari tadi juga hidup keras-keras pula, posisinya itu juga pas di belakang saya, padahal saya yakin nggak ada yang menonton tuh tv.
And u know? disini hanya ada dua makhluk perempuan lho,saya sama satu redaktur senior. bleeh, but any something make me enjoy at here yaiyalah internetan free disini. Siapa yang nggak mau coba? :D. Tapi dibalik setiap apapun yang ada disekitarmu, nggak semuanya suck kok, in my blue office ini contohnya, disini meskipun makin malam makin pada gila, tapi saya suka kalau ada kegiatan makan malam rame-rame (hari ini menunya martabak durian :D).
So, dalam kondisi apapun saya selalu berusaha untuk *smile bahkan malam ini saya nggak cuma senyum-senyum kok, tapi malah bisa ketawa, yahh menertawakan pola hidup yang ahh entahlah...

Senin, Desember 12, 2011

Teori Kultivasi

Sebenarnya apa sih Teori Kultivasi itu? dan apakah hubungan nya dengan ilmu komunikasi? wah untuk lebih jelasnya langsung aja deh simak dibawah ini

Teori Kultivasi
Gagasan tentang cultivation theory atau teori kultivasi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh George Gerbner bersama dengan rekan-rekannya di Annenberg School of Communication di Universitas Pannsylvania tahun 1969 dalam sebuah artikel berjudul the televition World of Violence. Artikel tersebut merupakan tulisan dalam buku bertajuk Mass Media and Violence yang disunting D. Lange, R. Baker dan S. Ball (eds).
Awalnya, Gerbner melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, Gerbner ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu. Jadi bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”. Menurut Wood (2000) kata ‘cultivation’ sendiri merujuk pada proses kumulatif dimana televisi menamkan suatu keyakinan tentang realitas sosial kepada khalayaknya.
Teori kultivasi muncul dalam situasi ketika terjadi perdebatan antara kelompok ilmuwan komunikasi yang meyakini efek media massa sangat kuat (powerfull effects model) dengan kelompok yang mempercayai keterbatasan efek media (limited effects model), dan juga perdebatan antara kelompok yang menganggap efek media massa bersifat langsung dengan kelompok efek media massa bersifat tidak langsung atau kumulatif. Teori kultivasi muncul untuk meneguhkan keyakinan orang, bahwa efek media massa lebih besifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran sosial-budaya ketimbang individual.
Menurut Signorielli dan Morgan (1990 dalam Griffin, 2004) analisis kultivasi merupakan tahap lanjutan dari paradigma penelitian tentang efek media, yang sebelumnya dilakukan oleh George Gerbner yaitu ‘cultural indicator’ yang menyelidiki:
a) Proses institusional dalam produksi isi media
b) Image (kesan) isi media
c) hubungan antara terpaan pesan televisi dengan keyakinan dan perilaku khalayak.
Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan kajiannya pada studi televisi dan audience, khususnya pada tema-tema kekerasan di televisi. Tetapi dalam perkembangannya, ia juga bisa digunakan untuk kajian di luar tema kekerasan. Misalnya, seorang mahasiswa Amerika di sebuah universitas pernah mengadakan pengamatan tentang para pecandu opera sabun (heavy soap opera). Mereka, lebih memungkinkan melakukan affairs (menyeleweng), bercerai dan menggugurkan kandungan dari pada mereka yang bukan termasuk kecanduan opera sabun.
Gerbner bersama beberapa rekannya kemudian melanjutkan penelitian media massa tersebut dengan memfokuskan pada dampak media massa dalam kehidupan sehari-hari melalui Cultivation Analysis. Dari analisis tersebut diperoleh berbagai temuan yang menarik dan orisional yang kemudian banyak mengubah keyakinan orang tentang relasi antara televisi dan khalayaknya berikut berbagai efek yang menyertainya. Karena konteks penelitian ini dilakukan dalam kaitan merebaknya acara kekerasan di televisi dan meningkatnya angka kejahatan di masyarakat, maka temuan penelitian ini lebih terkait efek kekerasan di media televisi terhadap persepsi khalayaknya tentang dunia tempat mereka tinggal.
Salah satu temuan terpenting adalah bahwa penonton televisi dalam kategori berat (heavy viewers) mengembangkan keyakinan yang berlebihan tentang dunia sebagai tempat yang berbahaya dan menakutkan. Sementara kekerasan yang mereka saksikan ditelevisi menanamkan ketakutan sosial (sosial paranoia) yang membangkitkan pandangan bahwa lingkungan mereka tidak aman dan tidak ada orang yang dapat dipercaya. Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu. Media pun kemudian memelihara dan menyebarkan sikap dan nilai tersebut antar anggota masyarakat, kemudian mengikatnya bersama-sama pula. Media mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton itu menyakininya. Jadi, para pecandu televisi itu akan punya kecenderungan sikap yang sama satu sama lain.
Asumsi/Esensi Teori
Secara keilmuan untuk menunjukan bahwa televisi sebagai media yang mempengaruhi pandangan kita terhadap realitas sosial, para peneliti cultivation analysis bergantung kepada empat tahap proses:
1. Message system analysis yang menganalisis isi program televisi.
2. Formulation of question about viewers’ sosial realities yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan seputar realitas sosial penonton televisi.
3. Survey the audience yaitu menanyakan kepada mereka seputar apa yang mereka konsumsi dari media.
4. Membandingkan realitas sosial antara penonton berat dan orang yang jarang menonton televisi.
Keempat tahap ini dapat disederhanakan menjadi dua jenis analisis:
1. Analisis isi (content analysis), yang mengidentifikasikan atau menentukan tema-tema utama yang disajikan oleh televisi.
2. Analisis khalayak (audience research), yang mencoba melihat pengaruh tema-tema tersebut pada penonton.
Langkah utama untuk menguji teori kultivasi dalam studi awal adalah menentukan kandungan isi televisi melalui analisis isi. Gerbner dan kawan-kawan mulai memetakan kandungan isi pada prime time dan program televisi bagi anak-anak diakhir pekan (weekend).
Di antara berbagai teori dampak media jangka panjang, cultivation analysis merupakan teori yang menonjol. Gerbner menyatakan bahwa televisi sebagai salah satu media modern, telah memperoleh tempat sedemikian rupa dan sedemikian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya.
Teori kultivasi melihat media massa sebagai agenda sosialisasi, dan menemukan bahwa penonton televisi dapat mempercayai apa yang ditampilkan oleh televisi berdasarkan seberapa banyak mereka menontonnya. Berdasarkan banyaknnya waktu yang dihabiskan untuk menonton, maka penonton televisi dikelompokkan dalam dua kategori yakni light viewer (penonton ringan dalam arti menonton rata-rata dua jam perhari atau kurang dan hanya tayangan tertentu) dan heavy viewer (penonton berat), menonton rata-rata empat jam perhari atau lebih dan tidak hanya tayangan tertentu.
Asumsi dasar teori ini adalah:
1. Televisi merupakan media yang unik.
Asumsi pertama menyatakan bahwa televisi merupakan media yang unik. Keunikan tersebut ditandai oleh karakteristik televisi yang bersifat:
a. Pervasive (menyebar dan hampir dimiliki seluruh keluarga)
b. Assesible (dapat diakses tanpa memerlukan kemampuan literasi atau keahlian lain).
c. Coherent (mempersentasikan pesan dengan dasar yang sama tentang masyarakat melintasi program dan waktu).
2. Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan orang tersebut menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial.
Jadi menurut asumsi ini, dunia nyata (real world) di sekitar penonton dipersamakan dengan dunia rekaan yang disajikan media tersebut (symbolic world). Dengan bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa penonton mempersepsi apapun yang disajikan televisi sebagai kenyataan sebenarnya. Namun teori ini tidak menggeneralisasi pengaruh tersebut berlaku untuk semua penonton, melainkan lebih cenderung pada penonton dalam kategori heavy viewer (penonton berat).
Hasil pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Gerbner dan kawan-kawan bahkan kemudian menyatakan bahwa heavy viewer mempersepsi dunia ini sebagai tempat yang lebih kejam dan menakutkan (the mean and scray world) ketimbang kenyataan sebenarnya. Fenomena inilah yang kemudian dikenal sebagai “the mean world syndrome” (sindrom dunia kejam) yang merupakan sebentuk keyakinan bahwa dunia sebuah tempat yang berbahaya, sebuah tempat di mana sulit ditemukan orang yang dapat dipercaya, sebuah tempat di mana banyak orang di sekeliling kita yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Untuk itu orang harus berhati-hati menjaga diri. Pembedaan dan pembandingan antara heavy dan light viewer di sini dipengaruhi pula oleh latar belakang demografis di antara mereka.
3. Penonton ringan (light viewers) cenderung menggunakan jenis media dan sumber informasi yang lebih bervariasi (baik komunikasi bermedia maupun sumber personal), sementara penonton berat (heavy viewers) cenderung mengandalkan televisi sebagai sumber informasi mereka.
Asumsi ini menyatakan, kelompok penonton yang termasuk kategori berat, umumnya memiliki akses dan kepemilikan media yang lebih terbatas. Karena itu mereka mengandalkan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan mereka. Karena keterpakuan pada satu media ini, membuat keragaman dan alternatif informasi yang mereka miliki menjadi terbatas. Itulah sebabnya kemudian mereka membentuk gambaran tentang dunia dalam pikirannya sebagaimana yang digambarkan televisi. Sebaliknya kelompok light viewers memiliki akses media yang lebih luas, sehingga sumber informasi mereka menjadi lebih variatif.
Menurut teori ini, media massa khususnya televisi diyakini memiliki pengaruh yang besar atas sikap dan perilaku penontonnya (behavior effect). Pengaruh tersebut tidak muncul seketika melainkan bersifat kumulatif dan tidak langsung. Inilah yang membedakan teori ini dengan The Hypodermic Needle Theory, atau sering juga disebut The Magic Bullet Theory, Agenda Setting Theory, Spiral Of Silence Theory.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa pengaruh yang muncul pada diri penonton merupakan tahap lanjut setelah media itu terlebih dahulu mengubah dan membentuk keyakinan-keyakinan tertentu pada diri mereka melalui berbabagai acara yang ditayangkan. Satu hal yang perlu dicermati adalah bahwa teori ini lebih cenderung berbicara pengaruh televisi pada tingkat komunitas atau masyarakat secara keseluruhan dan bukan pada tingkat individual.
Secara implisit teori ini juga berpendapat bahwa pemirsa televisi bersifat heterogen dan terdiri dari individu-individu yang pasif yang tidak berinteraksi satu sama lain. Namun mereka memiliki pandangan yang sama terhadap realitas yang diciptakan media tersebut.
4. Terpaan pesan televisi yang terus menerus menyebabkan pesan tersebut diterima khalayak sebagai pandangan konsensus masyarakat.
Asumsi keempat teori ini menyatakan bahwa terpaan televisi yang intens dengan frekuensi yang kerap dan terus menerus membuat apa yang ada dalam pikiran penonton televisi sebangun dengan apa yang disajikan televisi. Karena alasan ini kemudian mereka menganggap bahwa apapun yang muncul di televisi sebagai gambaran kehidupan sebenarnya, gambaran kehidupan yang disepakati secara konsensual masyarakat. Dalam konteks ini berarti, bila penonton melihat orang sumpah pocong di televisi, atau melihat adegan ciuman di antara dua orang yang masih pacaran dalam sebuah sinetron maka penonton tersebut menganggap hal itu sesuatu hal yang lumrah saja yang menganggap kehidupan nyata di lingkungannya.

5. Televisi membentuk mainstreaming dan resonance.
Asumsi kelima ini menegaskan bahwa televisi membentuk mainstreaming dan resonace. Gerbner dan kawan-kawan memperkenalkan faktor-faktor mainstreaming dan resonance (Gerbner, Gross, Morgan dan Signorielli, 1980 dalam Griffin, 2004). Mainstreaming diartikan sebagai kemampuan memantapkan dan menyeragamkan berbagai pandangan di masyarakat tentang dunia di sekitar mereka (Tv stabilize and homogenize views within a society). Dalam proses ini televisi pertama kali akan mengaburkan (bluring), kemudian membaurkan (blending) dan melenturkan (bending) perbedaan realitas yang beragam menjadi pandangan mainstream tersebut. Sedangkan resonance mengimplikasikan pengaruh pesan media dalam persepsi realita dikuatkan ketika apa yang dilihat orang di televisi adalah apa yang mereka lihat dalam kehidupan nyata.
6. Perkembangan teknologi baru memperkuat pengaruh televisi
Asumsi terakhir menyatakan bahwa perkembangan teknologi baru memperkuat pengaruh televisi. Asumsi ini diajukan Gerbner pada tahun 1990 setelah menyaksikan perkembangan teknologi komunikasi yang luar biasa. Asumsi ini mengandung keyakinan bahwa teknologi pendukung tidak akan mengurangi dampak televisi sebagai sebuah media, malahan pada kanyataannya akan meneguhkan dan memperkuat.
Bukti utama asumsi cultivation analysis berasal dari analisis isi pesan televisi Amerika secara sistematis. Analisis itu dilakukan selama beberapa tahun dan menunjukan distorsi realitas yang konsisten dalam hubungannya dengan keluarga, pekerjaan dan peran, usia lanjut, mati dan kematian,pendidikan,kekerasan dan kejahatan. Isu ini memberikan pelajaran tentang hal-hal yang diharapkan dari kehidupan bukanlah pesan yang membesarkan hati, khususnya bagi si miskin, kaum wanita dan minoritas rasial.
Jadi, meskipun televisi bukanlah satu-satunya sarana yang membentuk pandangan kita tentang dunia, televisi merupakan salah satu media yang paling ampuh, terutama bila kontak dengan televisi yang sangat sering dan berlangsung dalam waktu lama.
Aplikasi Teori
Teori kultivasi sering digunakan untuk menganalisis berbagai bentuk praktik komunikasi, terutama komunikasi massa khususnya televise dan dikenal dengan cultivation analysis. Berikut beberapa contoh aplikasi teori kultivasi:
Nancy Signorielli (Littlejohn, 1996) melaporkan studi tentang sindrom dunia kejam. Pada aksi kekerasan di program televisi bagi anak, lebih dari 2000 program termasuk 6000 karakter utama selama prime time dan akhir pekan (weekend) dari tahun 1967-1985, menganalisis dengan hasil yang menarik, 70% prime time dan 94% akhir pekan (weekend) termasuk aksi kekerasan. Analisis ini membuktikan heavy viewers memandang dunia muram dan kejam dibandingkan dengan orang yang jarang menonton televisi. Tidak salah jika kemudian Gerbner dan kawan-kawan melaporkan bahwa heavy viewers melihat dunia lebih kejam dan menakutkan seperti yang ditampilkan televisi dari pada orang-orang yang jarang menonton.
Contoh yang lain, para pecandu berat televisi (heavy viewers) akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya. Misalnya, tentang perilaku kekerasan yang terjadi di masyarakat. Para pecandu berat televisi akan mengatakan sebab utama munculnya kekerasan karena masalah sosial (karena televisi yang ditonton sering menyuguhkan berita dan kejadian dengan motif sosial sebagai alasan melakukan kekerasan). Pada hal bisa jadi sebab utama itu lebih karena keterkejutan budaya (cultural shock) dari tradisional ke kehidupan modern.
Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan. Sebagai contoh pencandu berat televisi menyatakan bahwa kemungkinan seseorang menjadi korban kejahatan adalah 1 berbading 10. Dalam kenyataan angkanya adalah 1 berbanding 50. Pecandu berat televisi mengira bahwa 20% dari total penduduk dunia berdiam diri di Amerika. Kenyataannya hanya 6%. Pecandu berat percaya bahwa persentase karyawan dalam posisi manajerial atau professional adalah 25%. Kenyataannya hanya 5%. Bagi pecandu berat televisi, apa yang terjadi pada televisi itulah yang terjadi pada dunia sesungguhnya.
Pada kateori aplikasi teori kultivasi dalam kaca mata kekerasan, Gerbner juga berpendapat bahwa gambaran tentang adegan kekerasan di televisi lebih merupakan pesan simbolik tentang hukum dan aturan, alih-alih perilaku kekerasan yang diperlihatkan di televisi merupakan refleksi kejadian di sekitar kita. Jika adegan kekerasan itu merefleksikan aturan hukum yang tidak bisa mengatasi situasi, seperti yang digambarkan dalam adegan televisi, bisa jadi yang terjadi sebenarnya juga demikian. Jadi, kekerasan yang ditayangkan di televisi dianggap sebagai kekerasan yang memang sedang terjadi di dunia ini. Aturan hukum yang biasa digunakan untuk mengatasi perilaku kejahatan yang dipertontonkan di televisi akan dikatakan bahwa seperti itulah hukum kita sekarang ini.
Demikian sekelumit contoh-contoh aplikasi teori kultivasi. Teori kultivasi sebenarnya menawarkan kasus yang sangat masuk akal, khususnya dalam tekannya pada kepentingan televisi sebagai media dan fungsi simbolik di dalam konteks budaya. Akan tetapi, teori ini tidak lepas dari sasaran kritik. Gerbner telah dikritik karena terlalu menyederhanakan permasalahan. Perilaku kita boleh jadi tidak hanya dipengaruhi oleh televisi, tetapi oleh banyak media yang lain, pengalaman langsung, orang lain yang berhubungan dengan kita dan sebagainya.
Walhasil, walau banyak kritik terhadap teori ini, namun demikian dalam kenyataannya teori ini memang dapat kita lihat pada masyarakat, terutama pada anak-anak. Anak sebagai penonton, masih mudah dipangaruhi oleh pesan-pesan yang disajikan televisi.
*****
DAFTAR PUSTAKA
Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.
http://rthadi.blogspot.com/2008/02/cultivation-theory-dalam-kajian-dan.html
http://komunikasimassa-umy.blogspot.com/2005/06/teori-hasil-kebudayaan.htmlhttp://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/09/teori-kultivasi/

Ini Desember kan yah?

Desember, geleng-geleng kepala ketika melihat kalender. Spechless banget rasanya, 2011 hampir berakhir sementara resolusi saya tahun ini acakadut banget, hanya sepersekian persen yang tercapai.(*maaf sepertinya ini jadi session curhatan saya deh). Bener, saya kecewa, saya punya banyak mimpi tapi kok minim sekali berusaha. Misalnya saya pengen nabung buat ke pulau Jawa, tapi karena saya pada akhirnya tahu, tahun ini saya belum dapat cuti dari kantor tempat kerja, saya jadi boros. Saya jadi EGP dan suliiiiit banget buat nabung.
Resolusi lainnya, saya mau serius ngelancarin english speak tapi juga manaaa? mana pembuktiannya, udah bela-belain daftar kursus di L*A hanya gara2 permasalahan sepele saya jadi gak lanjutin. Eh sebenarnya bukan sepele sih, lha wong siswanya yang seangkatan saya itu cuma segelintir gitu, enam orang kalo gak salah, dan kayaknya mereka pada ngambil jadwal malam gitu, nah saya? saya kan ga bisa kalo kursusnya malam, secara malam kan saya harus peras keringat buat kerja(*ngawur deh ya, dikantor saya itu pake ac kok :D)
Trus resolusi saya yang lain untuk kontinu menulis dan bisa diterbitkan di beberapa media juga gak saya realisasikan, malah rasa malas semakin menjadi-jadi, huhuhhu sumpah,saya sebenarnya malu lho kyak gini.Jadi orang yang tidak produktif sekali.
Dan di penghujung tahun yang tinggal hitungan jari ini(*jari tangan ditambah jari kaki)berharap banget punya semangat to be creative dan menciptakan hal-hal yang bermanfaat gitu. Eh salah satunya mungkin dengan menuntaskan semua tugas-tugas kuliah ini ya, mulai dari Proposal penelitian, Revisi Shoot film pendek, ngedit hasil shoot itu, trus ngerjain film dokumenter(yang sinopsisnya aja bahkan belum saya tulis).

Kamis, November 17, 2011

Resensi Film ; Surat Kecil Untuk Tuhan

Siapa bilang film Indonesia nggak bagus! Contohnya film yang muncul di layar lebar September hingga awal Oktober 2011 lalu ini, Film yang diadopsi dari kisah nyata seorang remaja bernama Gita Sesa Wanda Cantika yang sering dipanggil Keke ini awalnya adalah sebuah novel, kemudian di tuangkan dalam sebuah film berdurasi 100 menit.
Awalnya, Keke yang berusia 13 tahun ini hidupnya tampak sempurna, disayang oleh orang tua dan dua orang kakak lelakinya dalam kondisi keuangan keluarga yang berkecukupan, serta memiliki enam sahabat dekat yang kompak dan kekasih bernama Andy (yang di perankan oleh Esa Sigit). Meskipun saat itu ayah dan ibunya sudah berpisah.
Namun ternyata kenyataan pahit harus diterima Keke, ia mengidap penyakit yang disebut Rhabdomyosarcoma (kanker jaringan lunak) dan sudah berada di stadium 3. Keke adalah pasien pertama di Indonesia yang mengidap penyakit tersebut. Dokter yang menangani penyakitnya menyatakan bahwa usianya tinggal beberapa bulan lagi.
Tapi ayah Keke tak menyerah, (setelah orang tuanya berpisah Keke tinggal dengan ayahnya) Keke pun harus menjalani tindakan kemoterapi hampir selama setahun yang membuat rambut Keke rontok, kulit kering dan ia sering merasa perutnya mual. Keke tampak menderita sekali, kecantikannya hilang, sampai-sampai ia memutuskan hubungannya dengan Andy.
Keke sering mimisan, sulit bernapas dan matanya memerah lalu berair dan lama kelamaan ada benjolan yang semakin hari semakin besar di bawah kelopak mata bagian kiri. Walau begitu, ia tetap ingin ikut ujian sekolah. Kepala sekolahnya (eh atau wali kelasnya ya?) sampai memberinya peringkat sebagai Siswi Teladan
Ketabahan dan kesebaran Keke mendapat hadiahnya, karena dokter akhirnya menyatakan Keke sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa, ia dan Andy juga kembali seperti dulu. Ia kembali menjadi gadis remaja yang riang.
Tapi ternyata kisah Keke tidak berhenti sampai disini, entah mengapa, kanker kembali menyerang lebih parah setahun berikutnya. Bahkan kanker itu menyerang saat ia dan teman-tean nya sedang mempersiapkan diri untuk ikut lomba dance antar sekolah. Keke tahu ia makin lemah, tapi Keke tak ingin tampak kalah, dan ia berusaha selalu tegar dan gigih melawan penyakitnya demi keluarga yang dicintainya dan sahabat-sahabatnya yang setia. Ada adegan yang membuat penonton menahan haru, yaitu ketika teman-teman Keke berada di panggung dan Keke menyaksikan dari kursi rodanya di temani kakaknya. Teman-temannya tak mampu menahan haru dan akhirnya mereka malah menangis diatas panggung.
Keke tidak mengeluh lagi dengan penyakitnya, bahkan di saat-saat seperti itu ia ingin mempersatukan kembali keluarganya, Ayah dan ibunya. Ibunya jadi sering meluangkan waktunya untuk Keke, sampai pada akhirnya ketika ia dirumah sakit dan kondisi nya sudah sangat kritis. Di sekelilingnya ada dua orang kakaknya, ayah dan ibunya. Dengan bahasa isyarat ia mengingkan empat orang itu kembali bersatu seperti ketika masih kecil. Akhirnya Keke meninggalkan orang0orang yang mencintainya dan dicintainya dengan damai.
Di Film ada tulisan Keke yang sangat menggugah, yaitu surat kecilnya untuk Tuhan, nah sepertinya inilah yang menjadi ide pokok dalam film Surat Kecil untuk Tuhan.
Awalnya novel tersebut bisa dibaca gratis di internet dan telah dibaca oleh 350.000 pengunjung website, maka dicetaklah buku ini dan terjual laris lebih dari 30.000 eksemplar. Buku ini pun telah diterjemahkan dalam bahasa lain dan juga terkenal di Taiwan. Hidup dan perjuangan Keke melawan kanker pun pernah dibahas dalam acara televisi Kick Andy. Produser : Sarjono Sutrisno

Judul : Surat kecil untuk Tuhan
Produksi : Skylar Pictures
Durasi : 100 menit
Pemain : Alex Komang, Dinda Hauw, Esa Sigit, Ranty Purnamasari, Dwi Andika, Egi John Foreisythe
Sutradara : Harris Nizam
Penulis : Beby Hasibuan

Review Buku Komunikasi Politik (Hafied Changara)

Nama :Asrul Rahmawati
NIM : 090501009
Tugas :Review Buku Komunikasi Politik (Hafied Cangara)
Bab : II

KOMUNIKASI POLITIK
KONSEP DAN DEFINISI

Mempelajari komunikasi politik tidak semudah mempelajari gerakan politik karena ada dua konsep ilmu yang di usung yakni komunikasi dan politik. Seringkali timbul masalah dalam mengintegrasikan kedua konsep tersebut. Kalau tidak komunikasi yang dominan maka politiklah yang mendominasi studi komunikasi.
Biasa nya dosen-dosen yang berlatar belakang ilmu politik lebih mengajarkan kepada aktivitas politik secara praktis, misalnya rapat kerja, partai, pemilu, kampanye dan pengarahan kampanye. Berbeda dengan hal tersebut jika dosen yang mengajar mempunyai latar belakang komunikasi lebih mentik beratkan pada aspek-aspek komunikasi massa, propaganda, dan penggunaan media untuk mempengaruhi pemilih.
Menurut Lucyan pye, komunikasi dan politik mempunyai hubungan yang sangat erat, dan istimewa, karena menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Galnoor mengatakan, tanpa komunikasi tidak aka nada usaha bersama, sehingga tidak ada politik. Pernyataan lain dari Pye bahwa :tanpa jaringan komunikasi yang mampu membesar dan melipatgandakan ucapan-ucapan dan pilihan-pilihan individual tidak aka nada namanya politik. Bahkan Wilbur Scharmm menempatkan seorang ilmuwan terkemuka Harold D. Laswell pada urutan pertama dari empat orang yang disebutnya sebagai bapak pendiri (the founding father) ilmu komunikasi.
Meskipun mempertemukan dua bidang studi tersebut bukan pekerjaan yang mudah, namun hal tersebut tidak boleh mengurangi minat untuk menggali bidang studi ini. Teori perkawinan silang yang mempertemukan dua genetic yang berbeda dapat diaplikasikan dalam pengembangan dua disiplin ilmu yang berbeda sehingga melahirkan disiplin ilmu baru yakni komunikasi politik.
A. KOMUNIKASI
Defenisi Komunikasi
Komunikasi berasala dari bahasa latin, Communico yang artinya membagi dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara du orang atau lebih. Definisi komunikasi banyak dibuat oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Menurut catatan dance dan Larson sampai tahun 1976 sudah ada 126 defenisi komunikasi.
Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masehi (358-352 SM) dalam bukunya Rethoric membuat definisi komunikasi dengan menekankan “siapa mengatakan apa kepada siapa”. Definisi yang sangat sederhana tetapi mengilhami seorang ahli ilmu politik Harold Laswell pada 1984 untuk membuat defenisi komunikasi yang lebih sempurna dengan menanyakan “siapa mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya.
Berbeda dengan laswell, Steven justru mengajukan definisi yang lebih luas bahwa komuniaksi terjadi kapan saja suatu organism memberikan reaksi tarhadap stimuli atau objek, baik berasal dari seseorang maupun dari lingkungan sekitarnya. Hovland, Janis dan Kelly membuat definisi bahwa “Communication is the process by wich an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify behavior of other individuals (the audience). Definisi yang hampir sama dengan yang dibuat para sarjana komunikasi yng mengkhususkan di bidang studi komunikasi antar manusia yakni komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
1. Membangun hubungan antar sesama manusia
2. Melalui pertukaran informasi
3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi baru bisa disebut komunikasi jika memiliki unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai body of knowledge, yakni sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, umpan balik dan lingkungan. Unsur-unsur ini sering juga disebut sebagai elemen.
Sumber
Dalam komuniaksi antarmanusia sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok misalnya organisasi, lembaga, partai atau Negara. Sumber sering disebut pengirim, komuniaktor atau source, sender atau encoder.
Pesan
Sesuatu yang disampaikan komuniaktor kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Sering disebut dengan message, content atau information.
Media
Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media kelompok dan ada pula dalam bentuk media massa. Dikenal juga dengan sebutan saluran, alat, arena,sarana, channel atau medium.
Bentuk-bentuknya antara lain : media cetak, yaitu surat kabar, majalah, buku. Media elektronik yaitu film, radio, televise, komputer, internet. Media format kecil yaitu brosur, leaflet, selebaran, stiker, kalender kantong. Media outdoor yaitu baliho, spanduk, reklame. Electrik board yaitu bendera, jumbai, logo, pin, topi, rompi, kaos, iklan mobil. Saluran komunikasi politik yaitu partai kelompok, organisasi profesi, ikatan alumni, organisasi sosial keagamaan, karang taruna dan semacamnya. Saluran komunikasi public misalnya aula kota, balai desa, pameran, alun-alun, pasar, sekolah, kampus. Saluran komunikasi sosial yaitu pesta perkawinan, acara khitan, arisan, pertunjukan wayang, pesta rakyat dan semacamnya.
Penerima
Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan, target, audience atau receiver.
Pengaruh
Perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penrima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Pengaruh biasa disebut juga sebagai effect, dampak, dan akibat.
Tanggapan Balik
Tanggapan atau umpan balik merupakan salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima. Tanggapan balik sangat penting karena bisa dikatakan komunikasi yang harmonis memerlukan tanggapan balik. Sering disebut juga dengan reaksi, feedback dan respons.
Lingkungan
Merupakan factor yang mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini digolongkan kepada empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Fungsi Komunikasi
Secara klasik fungsi komunikasi ditujukan untuk member informasi, menghibur, mendidik dan membentuk opini publik. David K Berlo menyebut komunikasi sebagai instrument interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat.
Goran Hadebro (1982) seorang professor komunikasi dalam bukunya menyebut fungsi media sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap prilaku kearah modernisasi.
2. Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan baru kepada masyarakat
3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan dengan penyebarluasan melalui media komunikasi.
4. Menciptakan efisiensi biaya terhadap mobilitas seseorang melalui informasi yang mereka terima dari media tanpa mengunjungi tempat-tempat yang di informasikan
5. Meningkatkan aspirasi seseorang dari informasi yang diperoleh
6. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak.
7. Membantu msayarakat dalam menemukan nilai-nilai baru dan keharmonisan dari situasi tertentu.
8. Mempertinggi rasa kebangsaan dari informasi yang disajikan dengan menggugah rasa peduli terhadap nasib bangsa dan Negara
9. Meningkatkan aktifitas politik seseorang untuk ikut dalam penentuan kebijakan public
10. Mengubah struktrur kekuasaan dalam masyarakat melalui penyatuan sikap untuk menumbangkan tirani.
11. Menjadi sarana pembelajaran melalui pertukaran ide dan pengalaman para anggota masyarakat tanpa mengenal tempat dan jarak
12. Mendukung pelaksanaan program-program pembangunan ekonomi, sosial serta keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hisdup warga.

B. POLITIK
Dalam Roget’s Trusty thesaurus, pelaku politik (politisi) diartikan sama dengan perbuatan korupsi, pembuat rusuh, tukang protes dan semacamnya. Politik di citrakan dengan tindakan-tindakan curang, tidak jujur dan prilaku buruk lainnya. Politik diartikan sebagai penyimpangan prilaku yang keluar dalam tatanan kehidupan normal.
Akan tetapi di Indonesia sejak reformasi demokrasi digulirkan terutama sejak terjadinya perubahan system pemerintahan hasil pemilu 1999 dengan multipartai srta pemilihan presiden tahun 2004 yang diramaikan dengan kampanye politik melalui media,tampaknya citra politik mulai berubah.
Definisi Politik
Istilah ilmu politik pertama kali di gunakan oleh Jen Bodin di Eropa pada tahun 1576, kemudian Thomas Fitzherbet dan Jeremy Bentham pada tahun 1906. Istilah politik yang dimaksud adalah ilmu Negara sebagaimana karya-karya sarjana eropa yang bersifat institusional yurudis sementara yang berkembang di Amerika adalah teori politik. Dalam pandangan para sarjana Amerika ilmu politik sebagai ilmu Negara bukan lagi dalam skop intstitusional yang statis, tetapi lebih maju dengan melihat Negara sebagai lembaga politik yang mempengeruhi kehidupan masyarakat. Karena itu definisi politik lebih banyak memberikan tekanan pada negara dalam hubungannya dengan masyarakat. Elemen yang paling mendasari politik adalah sebuah proses pengambilan keputusan, sebuah perebutan untuk mendapatkan akses pada posisi dalam pengambilan keputusan.Eric louw membuat pemahaman bahwa politisi mengandung sejumlah posisi kenegaraan yakni kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy) dan pembagian alokasi sumber daya (resource).
Banyak pakar yang mendefinisikan politik, sehingga karena begitu banyaknya definisi yang dibuat oleh pakar sehingga hampir dalam setiap pertemuan yang membicarakan tentang politik berakhir dengan ketidakadaan definisi yang bisa diterima oleh semua pihak.

Dimensi Politik
Ilmu politik dalam pembahasannya dapat dilihat dari tiga dimensi yakni sebagai berikut.
1. Politik sebagai Studi Kelembagaan (Institusi)
Politik sebagai studi kelembagaan objeknya adalah Negara. Negara sebagai suatu lembaga dibentuk dalam rangka mengatur kehidupan masyarakat. Negara adalah lembaga yang memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam menertibkannya. Negara memiliki unsur wilayah, penduduk, pemerintah dan kedaulatan. Unsur-unsur itu menjadi modal dasar yang harus dipertahankan untuk eksisnya suatu negara.
2. Politik sebagai Studi kekuasaan (Power)
Hakikat politik pada dasarnya adalah kekuasaan ,dengan kata lain untuk mengatur masyarakat agar mereka patuh dan tunduk pada aturan tidak mungkin dilakukan tanpa kekuasaan. Politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan, menjalankan kekuasaan, mengontrol kekuasaan, serta bagaimana menggunakan kekuasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sidney Hilmann dalam Ranney (1990) bahwa politics is the science of who get what, when and why.
Diantara banyak bentuk kekuasaan, kekuasaan politik merupakan bentuk kekuasaan yang paling utama dan penting dalam kajian ilmu politik. Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum yang dilakukan oleh pemerintah. Jadi politik sebagai studi kekuasaan disamping mempelajari kelembagaan Negara juga mempelajari lembaga-lembaga lain yang memiliki kekuasaan dalam penentuan kebijakan Negara.
3. Politik sebagai Studi Kebijakan Publik
Sebuah kebijakan harus didahului pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus mencerminkan mayorita syang mendukung keputusn tersebut. Esensi pengambilan keputusan dalam politik adalah pengembalian kekuasaan yang mencerminkan respresentasi publik yang diwakili, sebagaimana dikemukakan oleh Benyamin Disraeli bahwa “politics are the possession and distribution of power”. (Cummings, 1985).
Kebijakan public harus diimplementasikan melalui distribusi alokasi sumber daya yang memiliki nilai. Dalam pembagian distribusi sumber daya dalam politik seringkali menimbulkan konflik, “Complict-that is, some from of strunggle among people trying to archieve different goals and satisfy opposing interest.

C. KOMUNIKASI POLITIK
Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lipmann yang meneliti tentang opini public pada masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh Bageot, maine, Byrce dan Graha Wallas di Inggris yang menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik.
Di Indonesia pada awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik justru tumbuh di kalangan sarjana ilmu politik daripada sarjana ilmu komunikasi. Namun pada pertengahan decade 1980 an jurusan-jurusan ilmu komunikasi sudah mulai banyak mengajarkan studi komunikasi politik. Hal yang menyebabkan studi komunikasi politik di Indonesia sedikit terlambat berkembang adalah karena adanya tekanan dari rezim orde baru yang kurang senang terhadap segala sesuatu yang berbau politik.
Definisi Komunikasi Politik
Meadow dalam Nimmo (2004) juga membuat definisi bahwa “political communication refers to any symbols or messages that to a significant extentr have been shaped by or have consequextent for political system.”
McNair juga mendefinisikan komunikasi politik murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan untuk member kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislative atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda. Doris Graber mengingatkan dalam tulisannya “politic langue”(1981)bahwa komunikasi politik tidak hanya retorika tetapi juga mencakup symbol-simbol bahasa, seperti bahasa tubuh serta tindakan-tindakan politik seperti boikot, protes dan unjuk rasa.
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas p piolitik.
Filosofi Komunikasi Politik
Komunikasi politik memiliki filosofi yakni pendayagunaansumber daya komunikasi apakah itu sumber daya manusia, infrastruktur, maupun piranti lunak untuk mendorong terwujudnya system politik yang mengusung demokrasi, dimana kekuasaan pemerintah berada di tangan pemenang pemilu dengan melindungi hak-hak golongan yang kalah.
Unsur Komuniaksi Politik
Komunikasi politik sebagai “body of knowledge” juga terdiri dari berbagai unsur yakni :sumber, pesan, media,saluran, penerima dan efek.
Komunikator politik tidak hanya menyangkut partai politik melainkan juga lembaga pemerintahan legislative dan eksekutif. Dengan demikian komunikator atau sumber adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik.
Pesan politik ialah pernyataanyang disampaiakan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, verbal maupun nonverbal, tersembunyi maupun terang-terangan, disadari atau pun tidak yang isinya mengandung bobot politik.
Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya.
Sasaran atau target politik ialah anggota masyar.
Kat yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk pemberian suara(vote)kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum.
Pengaruh atau efek komunikasi politik. Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilu.
Fungsi Komunikasi Politik
Sbagai disiplin ilmu, komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar :
1. Memberi informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya
2. Mendididk masyarakat terhadap arti signifikansi yang ada.
3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan mengembalikan hasil opini itu kepada masyarakat.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga politik.
5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat disalurkan kepada media massa.
Kajian Komunikasi Politik dalam Ranah Ilmu Komunikasi
Pada tingkat tekhnis komunikasi politik menyangkut kiat komunikasi yang spesifik, misalnya cara melepaskan rumor, membuat pesan yang membangkitkan kersahan, memanipulasi informasi dari angle liputan kamera, atai penampilan gambar yang member kesan pengikut kampanye yang sepi.
Pada tingkat terapan, komunikasi politik berkembang dari penelitian dan teori, setelah itu dimanfaatkan dalam kegiatan, terkadang uji coba. Pada tingkat teoritis, komunikasi politik menguji kesahihan teori komunikasi dalam konteks politik.

^_^ Thanks.

Senin, Oktober 10, 2011

Naskah Feature

Belajar buat naskah feature ^_^ pas mata kuliah script writting

Senin, September 05, 2011

Lebaran vs Minuman Kaleng



Masih dalam suasana lebaran, berbagai instansi perusahaan sampai pendidikan mayoritas selalu memberikan parcel berupa berkrat-krat minuman kaleng. Nah lho,saya jadi mikir deh, selama lebaran ini kira-kira berapa banyak ya jumlah sampah kaleng minuman itu. Di Kota Pekanbaru aja nih kalau satu orang bisa dapat parcel 4 krat minuman kaleng(*ini baru saya)belum lagi orang lain yang misalnya serumah 4 orang dan ke empat-empatnya dapat 4 krat. Gila itu baru satu rumah lho...
Wah berarti selama lebaran berapa banyak sampah yang bertambah di Indonesia ya,eh apalagi di dunia ya??

(* nulisnya sambil nenggak minuman kaleng)

Senin, Juli 04, 2011

Aku berbicara Cinta

Tak pernah ada kata basi untuk menulis atau bercerita tentang cinta.
Tak ada kisah yang menjemukan ketika berbicara mengenai cinta.
Menatap warna jingga di langit senja
Kau akan merasakan cinta dan kesetiaan sang mentari
Tanpa pamrih selalu ada untuk berbagi dengan bumi
Melihat sungai-sungai yang mengalir, kau akan menyaksikan cinta
Yang hadir begitu sederhana apa adanya
Setiap detik yang kau lewati penuh dengan cinta
Meski rasamu kebas untuk memaknainya atau kau terlalu naïf untuk mengakuinya
Cinta ada di sekelilingmu. Cinta menghangatkan harimu tanpa kau sadari
Suatu ketika kau harus bertanya kepada dirimu sendiri
Sudahkah kau tulus dengan cinta yang kau miliki, mencintai pekerjaan, mencintai hobby, mencintai alam tempat berpijak ini, mencintai keluarga, mencintai kekasih, mencintai dirimu sendiri.
Cinta, perasaan yang abstrak untuk digambarkan atau dituangkan dalam kata-kata

Dari kantorku menuju dunia luas

Sabtu, Juli 02, 2011

Selamat Pagi

Hello World
Selamat pagi,berharap hari ini cerah mungkin boleh saja.Tapi tahukah?cerah tidaknya harimu tergantung bagaimana kamu memanage waktu.Tahu tidak? seseorang yang tidak pernah merasa enjoy dengan semua situasi ditempat ia berada tidak akan pernah merasa menikmati hidup.Yang ada hanya rasa gelisah yang berkepanjangan. So,dimanapun kau berada, cobalah untuk menikmati situasi dengan menciptakan hal-hal kreatif.
Oke selamat pagi...Semoga harimu benar-benar cerah kali ini.

Rabu, Juni 22, 2011

Go Exam...

Hello World...
Kali ini saya ingin bercerita mengenai examination, alias hari-hari yang penuh dengan kerutan di kening.Sebagai mahasiswa yang patuh terhadap peraturan almamater saya harus mengikuti exam juga *Wajib.Dan sepanjang perjalanan hidup saya sebagai mahasiswa, Ujian Akhir Semester kali inilah yang paling luar biasa berat *SemesterEmpat. Nggak tahu juga ya semester-semester selanjutnya,Pray to God semoga tidak seberat semester ini.
UAS dimulai senin lalu,dan tahu tidak?selain kami harus mengumpulkan catatan-catatan yang tercecer, menghafal rumus-rumus statistika,tugas juga menumpuk.Dan tugas itu harus disetor saat mata kuliahnya di ujiankan.Aje Gile...berarti selain belajar kami harus ngerjain tugas dong.GUbrakk,apalagi tugasnya kebanyakan penelitian, survey,buat plus nyebarin polling,buat program acara TV, mulai nentuin program, tema,buatjudul, sinopsis,treatment, schedule tayang,treatment,naskah,shooting script,buat budget,de el el.
Tidak cukup sampai disini,saat ujian berlangsung eh,malah pihak rektorat ngadain kuliah umum segala dan itu wajib bagi setiap mahasiswa dikampus,wah makin berkurang dong waktu untuk ngerjain tugas-tugas yang menggunung.*Lelah
Upsss...Tapi ada hal yang menyenangkan selama Exam,kelas saya makin kompak satu sama lain,disela-sela waktu luang kami sering ngadain diskusi atau belajar bareng tukar-tukaran bahan di studio, daaan kami juga ngerjain tugas-tugas bareng begadang sampai pagi.Ketawa rame-rame.Wah serasa banget deh mahasiswanya hehe...
Artinya...apapun yang terjadi dalam setiap perjalanan hidup kita,selalu membawa hikmah. Tuhan menciptakan sesuatu,menciptakan situasi seperti apapun pasti ada manfaatnya bagi hambanya. So,jangan pernah merasa berkecil hati jika terjadi keadaan yang tidak pernah kita harapkan menimpa kita.Just Believe, everything will be Okay.

Minggu, Mei 01, 2011

Terjebak di Tempat Parkir

Siang ini, karena mengantarkan salah seorang teman berbelanja maka saya mengajaknya ke Giant, salah satu pusat perbelanjaan yang lumayan besar di Pekanbaru. Kenapa saya memilih kesana? alasannya karena dekat dengan rumah teman saya tersebut. Sampai di muka tempat kendaraan masuk saya kaget, ternyata beberapa minggu saya tidak kesana ada perubahan yang cukup berarti. Yakni sekarang parkir di GIant tidak free lagi alias dikenakan biaya parkir dengan hitungan satu jam seribu. Ynag jadi masalah bukan itu sodara-sodara.(Tunggu cerita lengkapnya)
Setelah hampir satu jam teman saya mutar-mutar sampai keranjang belanjaannya penuh,kami lalu singgah di salah satu tempat makan yang ada disekitar tempat tersebut. Selesai makan, kami bergegas untuk pulang karena ingin segera berkunjung ke pustaka daerah. Tapi ketika sampai di tempat parkir, Olala...betapa terkejutnya saya melihat antrian kendaraan roda dua yang mengular menuju jalan keluar.
"Biasa nya memang seperti ini ya?" ucap teman saya yang bukan orang asli Pekanbaru.
saya yang masih spechlees melihat kondisi itu langsung menggelengkan kepala lemas. Dan benar, antrian panjang itu bergerak amat lambat, satu senti permenit. Sampai-sampai saya mendengar orang dibelakang saya bergumam," satu jam lebih sekian sekian," katanya.
Saya hanya bisa mengelap keringat yang menetes dari dahi karena kondisi matahari yang cukup terik, sambil menarik nafas lega ketika ahirnya berhasil dari tempat tersebut.
Sepanjang perjalanan, masih saja pertanyaan-pertanyaan mengenai kejadian di tempat parkir itu berada di benak saya. Saya coba bandingkan dengan beberapa pusat perbelanjaan lain, tidak ada yang sampai ngantri sehebat itu, di SKA aja yang kalau musim libur tak sampai seperti itu. Entah apa yang terjadi di Giant,mungkin karena adanya kebijakan baru dengan menetapkan biaya parkir dan tempat loketnya hanya ada satu jalur sehingga membuat kondisi nya jadi semrawut seperti itu. Atau ada hal lain? Ah entahlah, semoga pihak Giant dapat menuntaskan masalah ini, supaya para pelanggannya tidak merasa jera berbelanja kesana. ^_^

Sabtu, April 09, 2011

Sayap Ini Lelah Terbang Tinggi



Untukmu, dimana pun kau berada
Telah banyak ruang dan waktu kujelajahi, namun tak juga kutemukan bias bayangmu. Entah dimana keberadanmu kini. Dua tahun bukan waktu yang singkat untuk terus mencarimu. Ku cari di kabut dini hari yang sering kita nikmati dulu, tapi kau tak ada. Ku jenguk dalam temaram senja yang dulu sering kita lewati bersama, tapi kau tak tertangkap oleh sudut mataku.
Aku lelah mencarimu, di rerumputan basah sisa hujan semalam, atau di dinginnya malam yang menggigit tulang. Aku mencoba berhenti mencarimu, karena aku tahu semuanya hanya akan sia-sia. Namun sesekali aku masih saja mencoba menengadah ke langit, mencari mu diantara kepak burung-burung petang yang pulang ke sarang. Tapi kau tetap tak kutemukan.
Dimana pun saat ini kau berada, aku ingin sekali bertemu denganmu, cukup hanya bertemu saja. Aku tak ingin meminta lebih, karena aku tahu kini kau telah berbeda, kedewasaan yang merubahku pasti juga merubahmu. Aku tahu kau pergi karena aku tak bisa menerimamu menjadi orang yang istimewa di hatiku. Maaf waktu itu aku masih terlalu muda untuk mengenal cinta. Kini, sayapku lelah untuk terus terbang mencarimu. Aku ingin hinggap di dahan. Andai saja dahanmu masih ada untukku.

Rabu, April 06, 2011

Senja


Dan pucuk senjaku membisu
Kelu, menatap langit yang memerah dadu
Jingga merata di ufuk cakrawala
Menggelegak darah muda ini Tuan!
Entah, sebab aku naïf atau memang tak tahu apa-apa
Tapi senja kali ini menambah kebencianku pada birokrasi
Kebencian yang telah terperam sekian lama di dada muda ini
Amarah yang selalu kembali dingin karena ketidakberdayaan
Oh tidak,
Ini bukan ketidakberdayaan Tuan!
Ini adalah saat aku sadar, ini saat bagiku untuk belajar
Belajar merasakan kejamnya kenyataan
Birokrasi-birokrasi yang tidak adil
Karena hanya diperuntukkan buatku
Ah, senja jingga menguning lalu membiru
Mengantar malamku

Facebook Benarkah Biang Masalah?

HAH senja yang menarik jika digubah menjadi syair atau puisi, tapi kali ini saya ingin menuliskan sesuatu yang membuat jiwa muda saya berontak. Tentunya setelah sekian lama tidak menorehkan apa-apa di blog ini, ternyata saya rindu untuk berceloteh lagi, rindu untuk berbagi(*entah dengan siapa).
Ceritanya,sore ini saya habis mengikuti kuliah umum di kampus. Sayangnya saya tidak bisa mengikutinya sampai selesai(So?hubungannya apa dengan fesbuk?~ weei tunggu dulu,ini sangat berhubungan yaa!
kami kedatangan dosen dari Unpad,sebut saja pak Engkus,(memang seperti itu adanya nama beliau:).Beliau memberikan materi tentang penelitian melingkupi hipotesa, anlisis,teori de el el yang jelas semuanya mengenai persiapan untuk menyelesaikan skripsi.
Di salah satu pembicaraannya beliau mengatakan bahwa facebook adalah hal yang lumrah dan bukan ancaman bagi orang-orang ilmu komunikasi. Tepp tiba-tiba aku teringat bahwa semua labor dan pustaka di kampus yang di proxy sehingga jejaring facebook tidak bisa di akses. Nah lho?berarti kampusku masih belum menerapkan azaz keterbukaan dong. Menurut penuturan Pak Engkus, setiap diri manusia sudah mempunyai proteks masing-masing, apalagi mahasiswa.Mahasiswa bukan anak kemarin sore yang tidak bisa membedakan yang baik dan buruk.But well,ketika dikampus fesbuk di proxy,mahasiswa yang bukan anak kemarin sore masih bisa menggunakan alternatif lain untuk bisa mengakses jejaring sosial tersebut, yakni dengan menggunakan fasilitas wifi. Thanks to wifi



And than next, selesai kuliah umum seperti biasa ketika sore menjelang malam, I go to my ofice for work. sampai disana saya menemukan seniorita,eh enggak ding karena cowok cukup senior. Doski mengingatkan pada saya untuk tidak membuka akun fesbuk pada jam kerja.
"Mulai malam ini akan ada penilaian yang melibatkan penggunaan fesbuk," ujarnya.
Saya terkejut, apa-apaan ini?sejak kapan penggunaan fesbuk harus diawasi seperti itu.
"Penilaian ini akan menentukan bagaimana posisimu di perusahaan ini nantinya,"tambahnya
Saya makin terhenyak posisi apa?sampai gak ingat kalau posisi saya disini masih magang. Yaps benar, saya magang hampir satu tahun setengah disini tanpa dengan kejelasan.Bah,jadi berfikir deh ini perusahan apa tempat eksploitasi manusia sih.
Senior saya pernah bilang, kalau tak ada bedanya jadi karyawan,dikontrak atau magang,toh sama-sama di gajikan,katanya waktu itu.
Oh saya tidak bodoh teman,saya tak mendapatkan jaminan apa-apa,seperti keselamatan kerja,cuti atau libur.Sementara beberapa hari lalu malah disodori formulir NPWP. Gila apa?memangnya ada sejarahnya anak magang disuruh bayar pajak,Grrh Bunuh saja saya.*_* eeh kok jadi curcol yak,ya sudahlah,toh ini ada hubungannya juga dengan larangan akses fesbuk. Sama-sama merupakan aturan birokrasi perusahaan ini.

Kamis, Januari 27, 2011



Januari

Membuat garis hijau diatas tanah liat
Tidak terlalu dalam namun membekas di sana
Menciptakan semak hijau diatas gambut hitam
Cukup rimbunan perdu jika tak mampu menjadi belantara ekaliptus
Lalu apakah eksistensi hanya sebatas setitik bintik hijau di lautan lempung yang liat?
Pertanyakan itu padanya
Jika dia tak mampu menjawab
Tanyakan saja pada klorofil dedaunan yang beraksi di malam hari

Senin, Januari 10, 2011

All about Trash

Ini semua adalah foto2 hasil jepretan saya, untuk portofolio tugas akhir semester dua kemarin, nah waktu itu saya memangh mengambil tema ttg lingkungan, sebenarnya foto nya banyak banget,tapi karena harus diseleksi lima buah aja,maka yang lain harus masuk peti,alias di simpan(soale dosennya sedikit gimanaaaaaa gitu,diajmin telinga panas dan muka merah deh klo denger kritikan y,hehee piis bozz,biar gitu org nya sebenarnya asyik kok :)

Asa di antara tumpukan rongsokan


Bermain di sungai


Penampungan sampah dan barang bekas


Sampah dan nafas hidup

Jumat, Januari 07, 2011

Lari marathon awal tahun

kenapa saya buat judul seperti itu?
Apakah hal tersebut yang saya lakukan di awal tahun ini, lari marathon keliling gedung gubernur Riau? ah nggak donk,kamu pasti bercanda #cekikikan. Setelah saya intropeksi diri dan merenung saya merasa tahun 2010 lalu masih banyak hal yang belum saya selesaikan, impian-impian yang tertunda membuat saya tidak begitu berani bermimpi,#buruk sekali kan! Sejenak saya apatis.

Tiba-tiba saya teringat ucapan sahabat masa kecil saya,dia adalah pribadi yang penuh dengan mimpi, inspirasi baru maupun hal-hal konyol,dia pernah bilang:"jangan takut untuk selalu bermimpi kemudian mencoba dan mencoba dan mencoba lagi, jikapun engkau gagal setidaknya engkau pernah mencoba, sebenanrya perjuaganmu untuk merealisasikan mimpi itulah keberhasilanmu. Karena engkau dapat belajar dari kegagalan tersebut bahkan engkau dapat menciptakan formula baru dan kemudian dapat engkau uji cobakan lagi, begitulah seterusnya dan seterusnya,".Bayangkan waktu itu kami masih kelas 6 SD dan dia telah begitu mengerti ttg semangat hidup.#jujur saya salut padanya.
#Jgerrr saya jadi teringat dialektika Hegel yang saya pelajari di fakultas saya, komunikasi. Yaitu mengenai Thesis, anti Thesis kemudian Sintesis,kemudian sintesis itu sendiri bisa menjadi tesis,anti tesis dan menghasilkan sintetis begitulah seterusnya berulang-ulang.
Begitulah,saya merasa bersyukur segera tersadar di awal tahun 2011 ini, untuk selalu optimis dan terus bermimpi kemudian mencoba merealisasikan mimpi tersebut. Saya merasa sudah sangat ketinggalan dengan lingkungan sekitar saya, ketika orang sudah gemar menonton saya masih saja suka membaca, ketika orang sudah berani berorasi, saya masih juga menulis dan belum fasih berbicara.
Lalu apa saya hanya diam? Tidak. Saya mencoba untuk mengejar ketinggalan tersebut, dengan tidak meninggalkan kegemaran saya tentunya, ketika orang-orang berjalan saya mencoba untuk berlari, saya tahu jalan yang saya tempuh tidak selalu rata, tentu saya pernah tersandung dan terjatuh, tapi saya janji, untuk tidak berhenti terlalu lama meratapi lecet dan memar akibat jatuh. Saya akan kembali berlari. Saya tahu saya tak akan bisa berlari cepat, jikapun saya bisa, saya akan terengah dan terjembab karena kehabisan stamina. Karena itu saya akan lari marathon, lari dengan pelan tapi terus menerus. Hingga saya bisa mengejar ketinggalan saya bahkan melampaui apa yang telah dicapai orang-orang di sekitar saya.
tahun baru, semangat baru...:)
Rasau Hijau