Sabtu, April 09, 2011

Sayap Ini Lelah Terbang Tinggi



Untukmu, dimana pun kau berada
Telah banyak ruang dan waktu kujelajahi, namun tak juga kutemukan bias bayangmu. Entah dimana keberadanmu kini. Dua tahun bukan waktu yang singkat untuk terus mencarimu. Ku cari di kabut dini hari yang sering kita nikmati dulu, tapi kau tak ada. Ku jenguk dalam temaram senja yang dulu sering kita lewati bersama, tapi kau tak tertangkap oleh sudut mataku.
Aku lelah mencarimu, di rerumputan basah sisa hujan semalam, atau di dinginnya malam yang menggigit tulang. Aku mencoba berhenti mencarimu, karena aku tahu semuanya hanya akan sia-sia. Namun sesekali aku masih saja mencoba menengadah ke langit, mencari mu diantara kepak burung-burung petang yang pulang ke sarang. Tapi kau tetap tak kutemukan.
Dimana pun saat ini kau berada, aku ingin sekali bertemu denganmu, cukup hanya bertemu saja. Aku tak ingin meminta lebih, karena aku tahu kini kau telah berbeda, kedewasaan yang merubahku pasti juga merubahmu. Aku tahu kau pergi karena aku tak bisa menerimamu menjadi orang yang istimewa di hatiku. Maaf waktu itu aku masih terlalu muda untuk mengenal cinta. Kini, sayapku lelah untuk terus terbang mencarimu. Aku ingin hinggap di dahan. Andai saja dahanmu masih ada untukku.

Rabu, April 06, 2011

Senja


Dan pucuk senjaku membisu
Kelu, menatap langit yang memerah dadu
Jingga merata di ufuk cakrawala
Menggelegak darah muda ini Tuan!
Entah, sebab aku naïf atau memang tak tahu apa-apa
Tapi senja kali ini menambah kebencianku pada birokrasi
Kebencian yang telah terperam sekian lama di dada muda ini
Amarah yang selalu kembali dingin karena ketidakberdayaan
Oh tidak,
Ini bukan ketidakberdayaan Tuan!
Ini adalah saat aku sadar, ini saat bagiku untuk belajar
Belajar merasakan kejamnya kenyataan
Birokrasi-birokrasi yang tidak adil
Karena hanya diperuntukkan buatku
Ah, senja jingga menguning lalu membiru
Mengantar malamku

Facebook Benarkah Biang Masalah?

HAH senja yang menarik jika digubah menjadi syair atau puisi, tapi kali ini saya ingin menuliskan sesuatu yang membuat jiwa muda saya berontak. Tentunya setelah sekian lama tidak menorehkan apa-apa di blog ini, ternyata saya rindu untuk berceloteh lagi, rindu untuk berbagi(*entah dengan siapa).
Ceritanya,sore ini saya habis mengikuti kuliah umum di kampus. Sayangnya saya tidak bisa mengikutinya sampai selesai(So?hubungannya apa dengan fesbuk?~ weei tunggu dulu,ini sangat berhubungan yaa!
kami kedatangan dosen dari Unpad,sebut saja pak Engkus,(memang seperti itu adanya nama beliau:).Beliau memberikan materi tentang penelitian melingkupi hipotesa, anlisis,teori de el el yang jelas semuanya mengenai persiapan untuk menyelesaikan skripsi.
Di salah satu pembicaraannya beliau mengatakan bahwa facebook adalah hal yang lumrah dan bukan ancaman bagi orang-orang ilmu komunikasi. Tepp tiba-tiba aku teringat bahwa semua labor dan pustaka di kampus yang di proxy sehingga jejaring facebook tidak bisa di akses. Nah lho?berarti kampusku masih belum menerapkan azaz keterbukaan dong. Menurut penuturan Pak Engkus, setiap diri manusia sudah mempunyai proteks masing-masing, apalagi mahasiswa.Mahasiswa bukan anak kemarin sore yang tidak bisa membedakan yang baik dan buruk.But well,ketika dikampus fesbuk di proxy,mahasiswa yang bukan anak kemarin sore masih bisa menggunakan alternatif lain untuk bisa mengakses jejaring sosial tersebut, yakni dengan menggunakan fasilitas wifi. Thanks to wifi



And than next, selesai kuliah umum seperti biasa ketika sore menjelang malam, I go to my ofice for work. sampai disana saya menemukan seniorita,eh enggak ding karena cowok cukup senior. Doski mengingatkan pada saya untuk tidak membuka akun fesbuk pada jam kerja.
"Mulai malam ini akan ada penilaian yang melibatkan penggunaan fesbuk," ujarnya.
Saya terkejut, apa-apaan ini?sejak kapan penggunaan fesbuk harus diawasi seperti itu.
"Penilaian ini akan menentukan bagaimana posisimu di perusahaan ini nantinya,"tambahnya
Saya makin terhenyak posisi apa?sampai gak ingat kalau posisi saya disini masih magang. Yaps benar, saya magang hampir satu tahun setengah disini tanpa dengan kejelasan.Bah,jadi berfikir deh ini perusahan apa tempat eksploitasi manusia sih.
Senior saya pernah bilang, kalau tak ada bedanya jadi karyawan,dikontrak atau magang,toh sama-sama di gajikan,katanya waktu itu.
Oh saya tidak bodoh teman,saya tak mendapatkan jaminan apa-apa,seperti keselamatan kerja,cuti atau libur.Sementara beberapa hari lalu malah disodori formulir NPWP. Gila apa?memangnya ada sejarahnya anak magang disuruh bayar pajak,Grrh Bunuh saja saya.*_* eeh kok jadi curcol yak,ya sudahlah,toh ini ada hubungannya juga dengan larangan akses fesbuk. Sama-sama merupakan aturan birokrasi perusahaan ini.
Rasau Hijau